PT MBJ Dorong Suku Anak Dalam Melek Huruf Lewat Saung Belajar di Bayung Lencir MUBA

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 10 Agustus 2022 | 14:26 WIB
PT MBJ Dorong Suku Anak Dalam Melek Huruf Lewat Saung Belajar di Bayung Lencir MUBA
PT MBJ mendorong peningkatkan kemampuan membaca dan berhitung anak-anak.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Marga Bara Jaya, perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur di Sumatera Selatan bekerja sama dengan institusi pendidikan di Desa Pagar Desa, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan mengaktifkan Saung Belajar bagi anak-anak yang berasal dari Suku Anak Dalam (SAD).

Upaya ini dilakukan PT MBJ untuk mendorong peningkatkan kemampuan membaca dan berhitung anak-anak SAD dan juga wujud sumbangsih perusahaan bagi masyarakat sekitar.

Perwakilan PT MBJ, Anton Wasito, mengatakan angka melek huruf yang masih sangat rendah di kalangan anak SAD di Sungai Badak menjadi keprihatinan bersama.

”Kami menyadari anak-anak SAD yang ada di sekitar wilayah kerja kami masih sangat minim terjangkau dunia pendidikan. Untuk itu kami berupaya untuk ikut turun tangan membantu dinas pendidikan setempat. Kami berinisiatif mendirikan Saung Belajar bagi anak-anak SAD dan juga mendatangkan tenaga bantuan guru yang berafiliasi dengan SD terdekat,” tutur dia.

Baca Juga: Kebakaran Habiskan 7 Ruangan di SD N Delegan 1, Dua Ijazah Siswa Hangus

Saung Belajar sudah berdiri sejak tahun 2021 lalu, namun baru aktif pada tahun 2022 ini. Jarak Saung Belajar dari pemukiman SAD Sungai Badak juga semakin dekat yaitu sejauh 500 m. Sebelumnya SAD harus menempuh sejauh 6 km dari pemukiman lama untuk menjangkau Saung Belajar.

Anton juga menjelaskan bahwa kemampuan mereka untuk membaca dan juga menghitung menjadi bekal penting untuk mereka dalam menempuh jenjang pendidikan.

“Dan juga penting bagi mereka untuk bisa memperbaiki taraf kehidupan dan juga dalam aktivitas keseharian mereka,” kata dia.

Kepala Sekolah SD Negeri Pagar Desa, Dodo Hadiri, S.Pd mengatakan bahwa saat ini kondisi pendidikan anak-anak SAD sangat memprihatinkan.

“Hampir 70 persen anak-anak SAD dalam kondisi buta huruf,” tegas dia.

Baca Juga: SMK di Bogor Jadi Percontohan Program Pusat Keunggulan Cyber Security

Usia anak-anak yang buta huruf ini berada di rentang usia 7-12 tahun.

Dodo mengatakan saat ini di sekitar wilayah Sungai Badak terdapat sekitar 20 anak-anak SAD. Sebanyak 12 anak sudah mulai aktif mengikuti kegiatan belajar di Saung belajar.

“Dan minggu ini ada penambahan 2 murid dari awal 12 menjadi 14 murid,” kata dia.

Dan secara bertahap akan diupayakan penambahan murid kurang lebih 15 -20 murid dari daerah Sungai Renja.

Untuk aktivitas belajar mengajar di Saung Belajar dibantu oleh dua orang guru, Rika Wahyuni Hia dan Dea Dewi Aryani. Saat ini proses belajar mengajar di Saung Belajar sudah berjalan lebih dari satu bulan.

“Untuk awalnya kami fokus pada pembelajaran pengenalan huruf dan angka,” kata Rika.

Sedangkan menurut Dea, anak-anak SAD sangat antusias mengikuti proses belajar yang berlangsung tiga kali dalam seminggu.

“Mereka senang dengan angka untuk kemudikan diterapkan dalam hitungan karena kemampuan ini sangat terpakai dalam kehidupan sehari-hari mereka,” tambah dia.

Sementara itu, Kepala Desa Pagar Desa, Firman Luther Hia, mengungkapkan insiatif PT MBJ untuk mendirikan Saung belajar bagi SAD di wilayahnya sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.

“Selama ini mereka mengalami kesulitan menjangkau pendidikan ditambah lagi jarak yang sangat jauh antara rumah mereka dan lokasi sekolah terdekat. Dengan adanya Saung Belajar mereka akhirnya bisa mulai bersekolah,” kata dia.

Firman mengatakan adanya Saung Belajar ini sebagai langkah awal yang sangat baik. Meski diakuinya masih ada beberapa kendala kekurangan tenaga pengajar dan juga kebutuhan sarana lainnya, namun setidaknya proses belajar mengajar bagi SAD sudah dimulai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI