Kaohsiung, Pelabuhan Pusat Perdagangan Taiwan di Tengah Ancaman Perang China

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 10 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Kaohsiung, Pelabuhan Pusat Perdagangan Taiwan di Tengah Ancaman Perang China
Replika kapal Majapahit singgah di Kaohsiung, Taiwan. (dok. Humas Menko Kemaritiman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Kaohsiung di Taiwan menjadi sorotan setelah negara tersebut menghadapi ekskalasi masif dari China. Profil Kaohsiung sebenarnya lebih identik dengan kota pelabuhan di wilayah selatan Taiwan. Dilansir dari berbagai sumber, Kaohsiung ditinggali oleh 2,72 juta orang pada Mei 2022 dan menjadikannya kota terpadat ketiga di Taiwan. 

Keberadaan pelabuhan di Kaoshiung membuat wilayah pedesaan yang berkembang sejak abad ke-17 ini berubah menjadi kawasan perniagaan. Sejarah tertulis Kaohsiung sebenarnya dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-17.

Studi arkeologi telah menemukan tanda-tanda aktivitas manusia di wilayah tersebut sejak 7.000 tahun yang lalu. Sebelum abad ke-17, wilayah ini dihuni oleh orang-orang Makatao dari suku Siraya, yang menetap di tempat yang mereka beri nama Pulau Takau oleh penjelajah China Ming. Takau bisa diartikan sebagai hutan bambu. 

Di abad modern Kaoshiung adalah pusat politik dan ekonomi Taiwan selatan, dengan industri-industri utama di bidang  manufaktur, pembuatan baja, penyulingan minyak, transportasi barang, dan pembuatan kapal. 

Baca Juga: Sudah Merilis Klarifikasi, Ding Zeren Masih Menjadi Bahan Olokan Netizen

Pelabuhan Kaohsiung adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Taiwan sementara Bandara Internasional Kaohsiung adalah bandara tersibuk kedua dalam jumlah penumpang.

Kota ini terhubung dengan baik ke kota-kota besar lainnya dengan kereta api berkecepatan tinggi dan transportasi konvensional, serta beberapa jalan tol nasional. Dalam masa darurat militer seperti saat ini, Kaoshiung yang menjadi markas Armada Angkatan Laut juga berperan penting. 

Di industri pariwisata, Kaohsiung memiliki tiga tempat penting yang wajib dikunjungi para turis. Ketiganya adalah Pier-2 Art Center, National Kaohsiung Center for the Arts dan Kaohsiung Music Center. 

Ancaman Perang Taiwan-China 

Hubungan dengan Taiwan kembali memanas dalam beberapa hari ke belakang setelah China mengumumkan bakal meningkatkan aktivitas militer di dekat negara tetangganya tersebut. Efek perang China dan Taiwan jika terjadi akan berpengaruh ke seluruh dunia. Terutama dalam ekspor chip yang menjadi komoditas utama Taiwan.

Baca Juga: 10 Negara Teramah di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?

Pasalnya, chip digunakan untuk berbagai kebutuhan masa kini, mulai dari kebutuhan kendaraan mobil, elektronik hingga ponsel pintar.

The Guardian menyebutkan rencana latihan militer yang mencakup udara dan laut tersebut diumumkan setelah politikus Amerika Serikat yang juga bagian dari parlemen, Nancy Pelosi melawat ke Taiwan.

Pelosi bertandang untuk menunjukkan dukungannya kepada Taiwan atas serangkaian ancaman yang dikirimkan dari Beijing, ibu kota China. Pelosi dianggap memprovokasi karena Taiwan karena negara tersebut dianggap menentang China saat pemisahan provinsi dalam perang saudara 1949. Di samping latihan militer, China juga akan melakukan uji coba peluncuran rudal di laut timur Taiwan. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI