Suara.com - Meski harga minyak dunia menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, tetapi berada dalam pekan penurunan yang buruk sejak Februari 2022 lalu.
Mengutip CNBC, Senin (8/8/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik 47 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di 89,01 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menguat 80 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup di 94,92 dolar AS per barel.
Meski demikian sepanjang minggu lalu patokan minyak mentah AS anjlok 9,7 persen, sementara Brent turun 8,7 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Anjlok, Kini Hanya USD 88/Barel, Mungkinkah Harga BBM Turun?
Pertumbuhan pekerjaan AS secara tak terduga meningkat pada Juli karena data penggajian nonpertanian (NFP) meningkat 528.000 pekerjaan, kenaikan terbesar sejak Februari, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (5/8/2022).
"Ini adalah data ekonomi yang kuat yang mendukung kenaikan pasar minyak hari ini," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
Pedagang minyak sepanjang pekan kemarin telah resah tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi dan permintaan, tetapi tanda-tanda pasokan yang ketat membuat harga relatif bertahan.
"Jumlah rig minyak, indikator awal produksi masa depan, turun tujuh menjadi 598 dalam seminggu hingga 5 Agustus, penurunan mingguan pertama dalam 10 minggu," kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporannya.
Kekhawatiran resesi telah meningkat sejak peringatan bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (4/8/2022) tentang penurunan berlarut-larut setelah menaikkan suku bunga terbesar sejak 1995.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Kini Dibandrol USD 88/Barel, Harga BBM Bisa Turun?
Kelompok produsen OPEC + sepakat minggu ini untuk menaikkan target produksi minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph) pada September, tetapi ini adalah salah satu kenaikan terkecil sejak kuota tersebut diperkenalkan pada tahun 1982, data OPEC menunjukkan.
Kekhawatiran pasokan diperkirakan akan meningkat mendekati musim dingin, dengan sanksi Uni Eropa yang melarang impor minyak mentah dan produk minyak Rusia melalui laut mulai berlaku pada 5 Desember.