Suara.com - Pakar Ekonomi Bank Danamon Irman Faiz menyebut, realisasi ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 yang tumbuh 5,44 persen (yoy) tidak bisa lepas dari dorongan konsumsi, ekspor, hingga investasi.
"PDB kuartal kedua terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga yang lebih kuat dan ekspor bersih yang kuat,” katanya di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Menurutnya, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 2,92 persen terhadap total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II tahun ini karena adanya aktivitas pada masa Idul Fitri yang kembali ke kondisi hampir normal.
Selain itu, investasi tetap juga cukup mendukung dengan kontribusi 0,94 persen terhadap total pertumbuhan PDB kuartal II tahun ini.
Baca Juga: Nominal Transaksi BI FAST Bakal Capai Rp 1.782 Triliun
Ia menambahkan, pemulihan permintaan yang kondusif juga tercermin dari sisi sektoral yaitu terdapat empat sektor yang menunjukkan pertumbuhan sekitar 50 persen.
"Empat sektor itu merupakan sektor yang paling parah terkena dampak pandemi," ujar Irman.
Empat sektor yang dimaksud adalah industri pengolahan 0,82 persen, transportasi 0,76 persen, perdagangan besar dan eceran 0,58 persen, serta komunikasi 0,50 persen.
Irman optimis ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh mencapai 5,1 persen (yoy) mengingat dua kuartal telah mampu tumbuh di atas 5 persen.
Terlebih lagi ia memproyeksikan PDB kuartal III-2022 akan tumbuh di atas level kuartal kedua seiring adanya baseline yang rendah pada realisasi kuartal III tahun lalu.
Baca Juga: Kemenkop Gandeng PTI Kembangkan Ekosistem Ekonomi Digital untuk Disabilitas
Menurutnya, indikator utama pada Juli 2022 juga menunjukkan aktivitas lebih kuat seperti manufaktur PMI yang dilaporkan berada di level 51,3.
“Kami masih optimis dengan prospek pertumbuhan PDB 5,1 persen (yoy) untuk setahun penuh,” pungkas.