Suara.com - Ekspor Indonesia pada triwulan II 2022 naik 19,74 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) berkat keuntungan tak terduga atau windfall kenaikan harga komoditas.
"Jadi karena harga komoditas internasionalnya bagus, Indonesia mendapatkan keuntungan," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022, Jumat (5/8/2022).
Secara rinci pertumbuhan signifikan ekspor tersebut berasal dari ekspor barang yang tumbuh 18,03 persen pada triwulan II 2022 (yoy) dan ekspor jasa yang melonjak 60,02 persen (yoy).
Ia menjelaskan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak seiring dengan kebijakan kemudahan keimigrasian khusus wisata, sehingga mendorong pertumbuhan ekspor jasa.
Baca Juga: NTP Turun 8,66 Persen, Petani Kaltim Masih Sejahtera, Kok Bisa?
Selain itu, harga komoditas Indonesia yang naik di pasar global mendorong lonjakan nilai ekspor barang, meski sempat tertahan saat periode diberlakukannya restriksi ekspor kelapa sawit (CPO) dan turunannya.
Ditambah lagi, negara mitra dagang Indonesia bersamaan juga tumbuh pada kuartal kedua tahun ini, yang juga menjadi penyebab ekspor barang meningkat signifikan.
"Mulai dari China yang tetap tumbuh 0,4 persen di triwulan II-2022 dimana ekspor kita ke sana mencapai 21,52 persen porsinya, hingga ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh 1,6 persen dimana porsi ekspor Indonesia ke sana cukup tinggi yaitu 9,89 persen," ujar dia.
Berkat adanya kenaikan harga komoditas global dan mitra dagang yang masih tumbuh positif, ia mengungkapkan di triwulan II-2022 Indonesia mendapatkan windfall yang menyebabkan neraca perdagangan surplus sebesar 15,5 miliar dolar AS.
Surplus tersebut meningkat 148,01 persen (yoy) dan naik 67,85 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
Baca Juga: Kaltim Inflasi Lagi, Dipicu dari Kelompok Pendidikan 1,31 Persen
Di sisi lain, Margo mengatakan pertumbuhan ekspor yang signifikan tersebut membuat ekspor menjadi komponen dengan kenaikan tertinggi dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut pengeluaran.