Suara.com - PT Sari Kreasi Boga Tbk (SKB Food) membuktikan kerja kerasnya dari trotoar hingga bisa melantai di bursa saham. Perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman (mamin) itu mencatatkan diri sebagai perusahaan waralaba kebab pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Agustus 2022 dengan kode saham RAFI. Sekaligus mengangkat derajat UMKM ke level yang lebih tinggi.
Di balik kesuksesan itu, ada dua anak muda yang punya peran penting dalam membawa SKB Food melantai di bursa saham. Yakni Eko Pujianto (29 tahun) dan Jadug Trimulyo Ainul Amri (26 tahun). Dalam struktur perusahaan, Eko duduk di kursi Direktur Utama (CEO) sementara Jadug menjabat sebagai Komisaris Utama (komut).
Lantas apa siasat Eko dan Jadug hingga mampu membawa SKB Food naik kelas? CEO SKB Food Eko Pujianto mengatakan kunci keberhasilan itu diawali dari upaya pembenahan internal. Sebelumnya, tepatnya pada 2017 lalu, SKB Food nyaris bangkrut. Itu lantaran terjadi pecah kongsi antara Hendy Setiono dan istrinya Nilamsari Sahadewa. Keduanya merupakan founder Kebab Turki Baba Rafi.
Setelah Hendy dan Nilamsari resmi berpisah, kepemilikan brand Baba Rafi terbagi menjadi dua. Hendy menguasai wilayah timur dengan bendera PT Baba Rafi Internasional. Sementara Nilamsari menguasai wilayah barat bersama SKB Food.
Baca Juga: Sandiaga Uno Bantu Pelaku UMKM Madu di Aceh Buka Lapangan Kerja
”Tahun 2017 itu posisinya sudah di ujung tanduk. Kantor (SKB Food) di kawasan Fatmawati dari tiga lantai setengah menjadi satu lantai,” kata Eko.
Sejak saat itu, Eko ditunjuk menjadi nahkoda SKB Food dengan tugas utamanya membenahi internal perusahaan. Penunjukan Eko sebagai pimpinan perusahaan didasarkan pada pertimbangan profesional. Dengan harapan tidak ada campur aduk kepentingan di tubuh perusahaan.
”Pembenahan dilakukan dengan cara back to basic, pemegang saham yang tadinya menerima gaji penuh dipangkas,” imbuh Jadug.
Tak hanya itu, perusahaan juga menganalisis peluang keuntungan dari bisnis tersebut. Dari cara perhitungan itu diperoleh kesimpulan bahwa bisnis penyedia bahan baku kebab masih menguntungkan.
Eko menambahkan, pihaknya juga melakukan restrukturisasi organisasi di tubuh perusahaan.
Baca Juga: Mampu Bawa UMKM Jateng Mendunia, Ratusan Milenial Ingin Ganjar Pimpin Indonesia
“Karyawan diberi target dan KPI (Key Performance Indicator) lebih, khususnya karyawan yang porsi pekerjaannya masih sedikit, atau pilihannya resign,” ungkap Eko yang merupakan CEO termuda perusahaan yang melakukan Go Public di Indonesia saat IPO tersebut.
Bersamaan dengan restrukturisasi itu, dua anak muda tersebut kemudian membangun relasi dan kolaborasi. Termasuk bekerja sama dengan sejumlah artis papan atas untuk meningkatkan brand awareness.
”Jadi dibikin eksis lagi, kuncinya inovatif, adaptif dan kolaboratif,” tutur Eko.
Pelan-pelan, brand Baba Rafi yang paling populer di antara brand lainnya itu kembali mendapat perhatian masyarakat.
”Setelah sukses, jenis bisnisnya ditambah. Dari sebelumnya hanya buka outlet menjadi berpikir tentang penyedia bahan baku,” paparnya.
Tak hanya itu, saat pandemi Covid-19 menghajar Indonesia 2020 lalu, SKB Food juga mampu bertahan. Tentu, hal itu tidak mudah. Kala itu, anak-anak muda di SKB Food membuat strategi stokis bahan baku di setiap kota besar. Dengan begitu outlet-outlet bisa dikontrol.
”Bahan baku juga tidak banyak yang bocor karena ada penanggung jawab setiap stokis,” paparnya.
Semua upaya itu mengantarkan SKB Food menjadi perusahaan waralaba kebab pertama yang melantai di BEI. Perusahaan itu menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan kode emiten RAFI. SKB Food akan melepas 948 juta saham atau setara 30,1 persen dari total saham perusahaan.
Pada proses Penawaran Umum Perdana, saham RAFI mencatat pemesanan saham mencapai Rp 1,567 triliun atau mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 82 kali dari pooling (penjatahan terpusat).
Dengan prestasi tersebut, Eko dan Jadug mencatatkan sejarah sebagai profesional di bawah usia 30 tahun yang membawa perusahaannya go public.
Eko dan Jadug berharap langkahnya bisa menjadi motivasi bagi para pelaku usaha UMKM di Indonesia untuk terus berkembang menjadi lebih baik.