Suara.com - Batu bara menjadi energi kotor yang masih diandalkan Indonesia untuk menyediakan listrik lewat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Tidak hanya keperluan domestik, total ekspor batu bara Indonesia pun mencapai 20,69 juta ton pada pertengahan 2022 dengan total produksi 85,59 juta ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri menargetkan tahun ini Indonesia mampu memproduksi 663 juta ton batu bara. Dari jumlah itu, total yang akan diekspor adalah 497,2 juta ton. Sisanya target untuk suplai domestik adalah 165,7 juta ton. Saat ini suplai domestik baru terpenuhi 23,13 juta ton.
Kementerian ESDM juga merilis daftar negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor batu bara dari Indonesia. Negara dengan ketergantungan impor paling tinggi terhadap batu bara Indonesia setiap tahun adalah China (127,7 ton), India (97,5 ton), Filipina (27,4 juta ton), dan Jepang (26,9 juta ton).
Negara-negara selanjutnya yang memiliki ketergantungan terhadap batu bara Indonesia adalah Malaysia (26,1 juta ton), Korea Selatan (24,7 juta ton), Vietnam (17,8 juta ton), Taiwan (17 juta ton), Thailand (16,8 juta ton), dan Bangladesh (7,2 juta ton).
Baca Juga: Ekspor Singkong Indonsia Naik Tajam Saat Harga Gandum Melonjak
Harga batu bara acuan pada Agustus 2022 ditetapkan 321,59 dolar AS per ton atau mengalami kenaikan 2,59 dolar AS dibandingkan Juli 2022, yang terutama dipengaruhi kondisi pasokan gas di Eropa.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi diciplik dari Republika, Rabu (3/8/2022), mengatakan kondisi pasokan gas di Eropa mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kenaikan harga batu bara acuan (HBA) pada Agustus 2022 menjadi 321,59 dolar AS per ton.
"Harga gas alam cair di Eropa terus merangkak naik menyusul ketidakpastian pasokan gas. Bahkan, beberapa negara Eropa mengaktifkan kembali pembangkit listrik batu baranya guna mengantisipasi adanya krisis listrik," katanya.
Selain itu, faktor lain yang turut memengaruhi HBA, lanjut Agung, adalah adanya lonjakan permintaan batu bara dari China, India, dan Korea Selatan.
Baca Juga: Politisi PKS Minta Pemerintah Revisi PP Royalti Batu Bara Agar Pendapatan Optimal
"Hal ini terjadi lantaran Rusia menawarkan diskon harga batu bara," tegasnya.
Harga batu bara sepanjang 2022 konsisten mengalami kenaikan. Pada Januari 2022, HBA masih 158,50 dolar AS per ton, lalu naik menjadi 188,38 dolar AS per ton pada Februari 2022.
Selanjutnya, pada Maret menyentuh 203,69 dolar AS per ton, April 288,40 dolar AS per ton, Mei berada di level 275,64 dolar AS per ton, dan Juni menembus 323,91 dolar AS per ton.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni