Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen, Terjun ke Posisi Terendahnya Dalam 6 Bulan Terakhir

Kamis, 04 Agustus 2022 | 07:43 WIB
Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen, Terjun ke Posisi Terendahnya Dalam 6 Bulan Terakhir
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia anjlok sekitar 4 persen pada perdagangan hari Rabu, ke posisi terendah hampir enam bulan, setelah data Amerika menunjukkan stok minyak mentah dan bensin secara tak terduga melonjak minggu lalu.

Selain itu, juga dipicu keputusan OPEC Plus yang mengatakan akan menaikkan target output minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph).

Mengutip CNBC, Kamis (4/8/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD3,76, atau 3,7 persen menjadi USD96,78 per barel, posisi terendah sejak 21 Februari.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD3,76, atau 4 persen menjadi USD90,66 per barel, penutupan terendah sejak 10 Februari.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen, Imbas Data Manufaktur Lemah

Kontrak tersebut mencapai sesi terendah USD90,38 per barel, level terlemah sejak 25 Februari. Kedua kontrak terus berfluktuasi selama sesi tersebut.

Persediaan minyak mentah Amerika di luar dugaan meningkat pekan lalu, karena ekspor menyusut dan penyulingan menurunkan produksi.

"Sementara stok bensin juga mencatat kenaikan yang mengejutkan karena permintaan melambat," kata Badan Informasi Energi.

Stok minyak mentah naik 4,5 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan analis untuk penarikan 600.000 barel. Stok bensin meningkat 200.000 barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 1,6 juta barel.

"Angka minyak mentah jauh di atas ekspektasi. Bensin mengecewakan. Kita seharusnya tidak pernah melihat peningkatan bensin selama musim panas. Ini laporan yang sangat  bearish," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Lagi, Kini Dibandrol USD110/Barel

Menteri Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, menyetujui sedikit peningkatan pada target output kelompok itu, yang setara dengan sekitar 0,1 persen dari permintaan minyak global.

Kendati Amerika Serikat mendesak kelompok itu untuk meningkatkan produksi, kapasitas cadangan relatif terbatas dan Arab Saudi mungkin enggan untuk meningkatkan output dengan mengorbankan Rusia, yang terkena sanksi atas konflik Ukraina.

Pemerintahan Presiden Joe Biden fokus untuk menjaga harga minyak tetap turun, kata Gedung Putih.

Menjelang pertemuan tersebut, OPEC Plus memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak tahun ini sebesar 200.000 bph menjadi 800.000 bph.

Juga membebani harga, pejabat Iran dan AS mengatakan mereka melakukan perjalanan ke Wina untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung tentang program nuklir Iran.

Di sisi permintaan, pejabat Federal Reserve kembali menyuarakan tekad mereka, Rabu, untuk mengendalikan lonjakan inflasi, meski ada yang mengatakan kenaikan setengah poin dalam suku bunga utama bank sentral bulan depan mungkin cukup untuk memenuhi target tersebut. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI