Suara.com - Harga minyak dunia anjlok sekitar 4 persen pada perdagangan hari Rabu, ke posisi terendah hampir enam bulan, setelah data Amerika menunjukkan stok minyak mentah dan bensin secara tak terduga melonjak minggu lalu.
Selain itu, juga dipicu keputusan OPEC Plus yang mengatakan akan menaikkan target output minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph).
Mengutip CNBC, Kamis (4/8/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD3,76, atau 3,7 persen menjadi USD96,78 per barel, posisi terendah sejak 21 Februari.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD3,76, atau 4 persen menjadi USD90,66 per barel, penutupan terendah sejak 10 Februari.
Kontrak tersebut mencapai sesi terendah USD90,38 per barel, level terlemah sejak 25 Februari. Kedua kontrak terus berfluktuasi selama sesi tersebut.
Persediaan minyak mentah Amerika di luar dugaan meningkat pekan lalu, karena ekspor menyusut dan penyulingan menurunkan produksi.
"Sementara stok bensin juga mencatat kenaikan yang mengejutkan karena permintaan melambat," kata Badan Informasi Energi.
Stok minyak mentah naik 4,5 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan analis untuk penarikan 600.000 barel. Stok bensin meningkat 200.000 barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 1,6 juta barel.
"Angka minyak mentah jauh di atas ekspektasi. Bensin mengecewakan. Kita seharusnya tidak pernah melihat peningkatan bensin selama musim panas. Ini laporan yang sangat bearish," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen, Imbas Data Manufaktur Lemah
Menteri Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, menyetujui sedikit peningkatan pada target output kelompok itu, yang setara dengan sekitar 0,1 persen dari permintaan minyak global.