Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Johnny Gerard Plate, yang diwakilkan oleh Staf Ahli Kominfo, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, resmi membuka gelaran perdana Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2022 (DTI-CX).
Acara ini dilaksanakan dalam rangka mendukung percepatan agenda transformasi digital Indonesia dan rangkaian acara dari Peringatan Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi ke-77.
Diselenggarakan oleh PT Adhouse Clarion Events (PT ACE) bersama dengan Kominfo, MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia), dan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), acara ini menghadirkan peserta pameran penyedia solusi teknologi dari berbagai industri seperti Telkom Indonesia, Telkomsel, EDGE DC, Indonet, OutSystems, VMware, Veeam, Elitery, Kayreach System, dan masih banyak lagi.
“Expertise perusahaan penyedia solusi teknologi yang akan hadir di DTI-CX sangat beragam, mulai dari cyber security, Artificial Intelligence (AI), enterprise solutions, system integrators, talent & training, hingga cloud & data management,” kata Toerangga Putra, President Director PT Adhouse Clarion Events.
Baca Juga: 15 Situs Judi Berkedok Game Online Resmi Diblokir Kominfo, Apa Saja?
DTI-CX 2022 menggelar konferensi yang berperan sebagai ruang diskusi mengenai isu-isu penting yang erat kaitannya dengan transformasi digital. Dengan tema “Transforming People, Business, and Society - Menyinergikan Transformasi Pelayanan Publik, Pelaku Bisnis, dan Masyarakat”, konferensi ini menghadirkan 85 pembicara terkemuka dari industri terkait serta dihadiri oleh 1,000 delegasi yang terdiri dari senior level di sektor Pemerintah, Jasa Keuangan, Telekomunikasi, Logistik, FMCG, e-Commerce, Manufaktur, Energi, Utilitas, dan Infrastruktur.
Memaksimalkan Transformasi Digital di Indonesia Pembahasan komprehensif mengenai transformasi digital penting dilakukan karena saat ini teknologi bukan lagi sekadar alat yang dibutuhkan dalam operasional bisnis atau organisasi, melainkan dasar dari sumber keunggulan kompetitif.
Namun dalam pelaksanaannya, perjalanan transformasi digital tentu menghadapi berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur, talenta digital, hingga meningkatnya risiko keamanan siber karena adanya peningkatan arus data yang eksponensial.
Mengutip dari Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia, menjabarkan bahwa sepanjang tahun 2020, serangan ransomware meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun 2019.
“Kami menyadari bahwa tantangan-tantangan yang ada dalam perjalanan transformasi digital tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Beragam masalah membutuhkan berbagai solusi yang tepat guna. Untuk itulah DTI-CX hadir untuk mempertemukan pelaku transformasi digital dan pihak-pihak yang bisa memaksimalkan perjalanan tersebut. Selain solusi teknologi, DTI-CX juga akan memberikan edukasi dan pengetahuan lebih lanjut mengenai transformasi digital,” jelas Muhammad Arif, Ketua APJII.
Baca Juga: Tutorial Perpanjangan SIM Online Melalui Aplikasi Digital Korlantas
Jika melihat puluhan tahun ke belakang, adanya infrastruktur telekomunikasi yang bisa dikembangkan hari ini untuk mendukung transformasi digital di Indonesia semua berawal dari perjuangan para putra-putri Indonesia dalam mengambil alih Jawatan Pos Telegraf dan Telepon (PTT) dari kekuasaan pemerintahan Jepang saat itu.
Oleh sebab itu, Sarwoto, Ketua Umum MASTEL melihat DTI-CX adalah sebuah acara yang tepat di waktu yang tepat.
“Konferensi dan expo DTI-CX adalah gelaran yang ideal karena transformasi digital di berbagai sektor tidak bisa lagi ditunda. Namun selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan semangat yang selama ini diperingati tiap 27 September dalam Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi,” jelas Sarwoto, Ketua Umum MASTEL.
Stephanus Oscar, CEO EDGE DC, yang akan menjadi salah satu pembicara konferensi dengan tema “The Importance of Low Latency Infrastructure in Digital Business Transformation”, menyatakan bahwa transformasi digital harus didukung dengan infrastruktur digital yang baik.
“Untuk memastikan transformasi digital bagi tiap bisnis dapat tercapai dengan baik, dibutuhkan infrastruktur dengan konektivitas yang mumpuni. Melihat kebutuhan tersebut, EDGE DC memberikan solusi terintegrasi yaitu sebuah data center yang andal dengan latensi rendah dan berlokasi di tengah kota Jakarta. Dalam sesi panel nanti, akan kami bahas studi kasus dari industri-industri yang dapat memanfaatkan infrastruktur dengan latensi rendah,”ujar Oscar.
Lebih lanjut, Nicolas Tjioe, SVP Indonet juga sepakat bahwa infrastruktur latensi rendah dan inovasi dalam konektivitas sedang menjadi topik hangat di antara para pemimpin teknologi hari ini.
“Meningkatnya penggunaan layanan data center dan cloud juga memengaruhi tingginya kebutuhan akan konektivitas HyperScale conneX, solusi multi-konektivitas low latency yang dapat menghubungkan pelanggan ke beragam data center, cloud serta internet exchange. Ini akan efektif dalam memaksimalkan pelaksanaan transformasi digital,” jelas Nicolas.
Tidak hanya sesi konferensi, DTI-CX juga menggelar pameran dengan profil peserta yang ekstensif serta dapat memberikan kesempatan bagi organisasi atau perusahaan untuk menemukan solusi teknologi yang bisa membantu dan menjalankan transformasi digital, sekaligus sebagai sarana berjejaring yang ideal.
“Akan ada sekitar total 3,000 pengunjung pameran yang akan hadir pada DTI-CX. Mereka akan bertemu dengan 50 perusahaan teknologi terkemuka yang siap meningkatkan pengalaman transformasi digital menuju organisasi yang produktif dan inovatif. Mari menjadi bagian dalam menyukseskan percepatan transformasi digital di Indonesia,” tutup Toerangga.