Harga Minyak Mentah Menguat Menjelang Pertemuan OPEC Plus

Rabu, 03 Agustus 2022 | 07:47 WIB
Harga Minyak Mentah Menguat Menjelang Pertemuan OPEC Plus
Ilustrasi OPEC.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan hari Selasa, menjelang pertemuan produsen OPEC Plus pekan ini yang mungkin tidak mengarah pada dorongan lebih lanjut dalam pasokan minyak.

Mengutip CNBC, Rabu (3/8/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 51 sen, atau 0,5 persen menjadi USD100,54 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 53 sen, atau 0,6 persen menjadi menetap di posisi USD94,42 per barel.

Selain itu, yang memberikan dorongan pada kenaikan harga minyak adalah ekspektasi analis bahwa persediaan minyak mentah Amerika turun sekitar 600.000 barel pekan lalu.

American Petroleum Institute (API), kelompok industri, akan mengeluarkan laporan inventaris Amerika, Selasa, pada pukul 20.30 GMT. Sementara, Badan Informasi Energi (EIA) AS merilisnya Rabu pukul 14.30 GMT.

Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, bertemu pada Rabu. Dua dari delapan sumber mengatakan kenaikan produksi moderat akan dibahas. Sisanya mengatakan peningkatan tidak mungkin terjadi.

OPEC Plus memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak tahun ini sebesar 200.000 barel per hari (bph) menjadi 800.000 bph.

"Trader energi semakin yakin bahwa OPEC Plus akan menolak desakan untuk meningkatkan output mereka," kata Edward Moya, analis OANDA.

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak global dan mengirim harga melonjak mendekati rekor tertinggi. Tetapi dengan bank sentral menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan mengimbangi pasokan yang ketat.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Lagi, Kini Dibandrol USD110/Barel

Survei menunjukkan pabrik-pabrik di seluruh Amerika Serikat, Eropa, dan Asia berjuang untuk mendapatkan momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat Covid-19 di China memperlambat produksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI