Suara.com - Harga emas dunia mendekati level tertinggi satu bulan pada perdagangan Senin, karena melemahnya dolar AS.
Selain itu investor juga menunggu data ekonomi yang dapat mempengaruhi jalur pengetatan kebijakan Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Selasa (2/8/2022) harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD1.768,44 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 5 Juli di USD1.774,95.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat menetap 0,3 persen lebih tinggi menjadi USD1.787,70 per ounce.
Baca Juga: Jadwal ASEAN Para Games 2022 Hari Ini: Para-atletik Perebutkan Puluhan Medali Emas
"Emas memiliki lebih banyak ruang untuk naik mengingat masalah besar dengan Rusia, Ukraina serta China dan karena dolar mengalami beberapa resistensi," kata Daniel Pavilonis, analis RJO Futures.
Dia menambahkan bahwa suku bunga masih merupakan faktor terbesar bagi emas dan bahkan jika Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga, itu akan mengambil jeda.
"Itu adalah sinyal beli," kata Pavilonis.
The Fed menaikkan suku bunga sesuai ekspektasi, 75 basis poin, pada Rabu pekan lalu, tetapi komentar dari Chairman Jerome Powell mendorong harapan jalur kenaikan yang lebih lambat dan memukul dolar.
Depresiasi dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Baca Juga: Hasil ASEAN Para Games 2022: Perolehan Medali Emas Para Atletik Hari Pertama Lampaui Target
Emas safe-haven juga mendapat dukungan dari data ekonomi yang lemah baru-baru ini, termasuk kontraksi tak terduga dalam ekonomi Amerika selama kuartal kedua dan aktivitas manufaktur zona euro yang lebih lambat.
Laporan ketenagakerjaan bulanan AS, Jumat, akan dipindai dengan cermat karena dapat memengaruhi rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Di tempat lainnya, harga perak di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD20,24 per ounce. Platinum naik 0,7 persen menjadi USD903,49 dan paladium melonjak lebih dari 3 persem menjadi USD2.196,65.