Suara.com - Emiten tambang emas, Archi Indonesia, mencatatkan laba bersih sebesar USD14,1 juta atau setara Rp211,5 miliar (kurs USD 1 = Rp15.000) pada semester I tahun 2022.
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan laba tersebut disumbang dari pendapatan yang diraih perseroan selama semester I tahun 2022 yang sebesar USD119,6 juta atau setara Rp1,74 triliun.
Kinerja ini juga diraih setelah perseroan mengoptimalkan kegiatan penambangan di tiga pit wall atau dinding kerja tambang lainnya.
"Kami percaya dengan kembali beroperasinya pit secara optimal akan berdampak terhadap produksi emas perseroan di kuartal keempat tahun 2022 dan tahun selanjutnya," ujar Rudy dalam keterangan pers, Senin (1/8/2022).
Baca Juga: Membuka Awal Agustus, Harga Emas Antam Capai Rp980.000 per Gram
Hingga semester I-2022, Archi telah mencapai target produksi emas sebesar 58,3 kilo ons.
Perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar USD32,2 juta yang sebagian besar digunakan untuk infrastruktur pertambangan, pembangunan tailing storage facility serta remediasi pit araren pasca-kejadian bencana alam.
Saat ini, Archi juga sedang berfokus terhadap beberapa hal, di antaranya melakukan kajian studi kelayakan dan pengeboran eksplorasi terkait pengembangan potensi tambang bawah tanah (underground), yang nantinya dapat membantu meningkatkan produksi emas di masa mendatang, dan berkontribusi langsung terhadap peningkatan kinerja keuangan.
Tak hanya itu, Archi juga bersemangat mengembangkan peluang bisnis, dengan menggandeng Ormat Geothermal Indonesia untuk mengembangkan potensi sumber daya terbarukan yaitu panas bumi (geothermal), dimana program pengeboran eksplorasi ini telah dilakukan di bulan Juli 2022.
Baca Juga: Awal Agustus, Harga Emas Antam Turun Ke Rp 980.000/Gram