Meski Pandemi, Dharma Polimetal Mampu Cetak Laba Rp 8 Miliar

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 01 Agustus 2022 | 14:55 WIB
Meski Pandemi, Dharma Polimetal Mampu Cetak Laba Rp 8 Miliar
Irianto Santoso, President Director PT Dharma Polimetal Tbk.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 memberikan tantangan pada pertumbuhan bisnis. Pandemi yang masuk ke Indonesia di bulan Maret 2020, terbukti 

Pandemi Covid-19 membuat iklim bisnis semakin menantang. Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada Bulan Maret, membuat permintaan sektor otomotif merosot, membuat penjualan kendaraan dan komponen pendukung menurun drastis. 

Kondisi itu seperti dialami oleh PT Dharma Polimetal Tbk, perusahaan manufaktur yang memproduksi komponen sepeda motor dan mobil. Irianto Santoso, President Director PT Dharma Polimetal Tbk, dalam konferensi pers yang dilaksanakan infobrand.id mengungkapkan, di awal tahun 2020, perusahaan optimis dengan pertumbuhan sektor otomotif di Indonesia, mengingat di tahun 2019 penjualan mobil di Indonesia mencapai 1,05 juta unit.

“Di awal tahun (2020) kami optimis penjualan roda empat akan tembut 1,1-1,2 juta,” ujar Irianto. 

Baca Juga: Antusiasme Masyarakat Pada Kendaraan Listrik Tinggi

Tapi ternyata prediksi tersebut meleset, akibat pandemi, membuat permintaan otomotif turun drastis. Hingga akhir tahun 2020, penjualan otomotif hanya 579 ribu unit. Kondisi tersebut diakui oleh Irianto berpengaruh pada bisnis Dharma Polimetal sebagai salah satu suplier utama. 

Menghadapi situasi tersebut, perusahaan bagian dari Tri Putra Group milik TP Rachmat ini pun melakukan sejumlah strategi untuk bertahan. Di antaranya melakukan efisiensi, sekaligus meningkatnya produktivity dan standar yang lebih tinggi. 

Hasilnya, di 2020 perusahaan masih mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis dengan laba Rp8 miliar. Diakui jumlah tersebut jauh dari capaian tahun 2019 dengan laba mencapai Rp174 miliar. 

“Padahal di awal tahun kami telah memperkirakan laba di atas Rp200 miliar. Tapi karena pandemi kami melakukan pengetatan biaya yang tidak perlu. Yang penting hidup dulu, jadi walaupun pendapatan turun, dari Rp2,7 triliun jadi Rp1,8 triliun, kami bersyukur masih tetap profit,” ungkap Irianto. 

Memasuki tahun 2021, lanjut Irianto, karena tahun 2020 telah melakukan efisiensi, di tahun berikutnya perusahaan bekerja dengan standar yang lebih tinggi. Dengan begitu diharapkan bisnis akan pulih seperti sediakala. 

Baca Juga: Ditemui Menko Airlangga di Jepang, Bos Mitsubishi Minta Pajak Ekspor Mobil Dikurangi

Namun demikian, pertumbuhan bisnis perusahaan tetap bergantung pada penjualan kendaraan. Dimana di tahun 2021, penjualan otomotif belum benar-benar pulih, dengan penjualan mobil baru 870 ribu, dan penjualan sepeda motor 3,9 juta, pemulihannya baru sekitar 80% dibanding tahun 2019. 

Dengan persiapan yang dilakukan, menurut Irianto, perusahaan pun mampu memperoleh profit dari core bisnis mencapai Rp210 miliar. Ditambah penjualan fixed cost berupa tanah dan pabrik di Balaraja senilai Rp95 miliar, sehingga totap profit perusahaan di tahun 2021 mencapai Rp305 miliar. 

“Sudah sangat baik, dibandingkan sebelum pandemi profitnya hanya 174 miliar. Tahun ini, 2022 akan jauh lebih baik,” ujar Irianto. 

Sebagai langkah strategi menghadapi tahun 2022 yang diprediksi sebagai tahun pemulihan, perusahaan pun melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia, yang dilakukan pada Desember 2021. Dari aktvititas tersebut perusahaan menargetkan dana segar Rp350 miliar, yang sebagian besar 70% dananya akan dipakai untuk membangun pabrik baru, dan membeli mesin baru, yang dipersiapkan untuk membuat produk baru. 

Sebagai contoh, di Januari 2022, sudah mensuplai member suspension, atau tempat duduk di mobil. Itu produk yang sangat baru yang membutuhkan akurasi tinggi dan safety. Dimana produk tersebut nantinya akan memenuhi beberapa merek mobil. 

Sejauh ini, komponen yang diproduksi Dharma Polimetal melayani hampir semua merek, mulai dari Toyota, Dhaihatsu, 50% marketshare penjualan mobil di Indonesia. Ada juga Honda, Suzuki, Mitsubishi, Hyundai. Jadi hampir semua merek. Dan untuk roda dua, ada Honda, 77% market share, Kawasaki, Yamaha. 

“Jadi boleh dibilang customer kita sudah dikenal performa mereka,” jelasnya. 

Iriantor pun semakin optimis akan potensi bisnis komponen di tanah air akan semakin menjanjikan. Mengingat potensi penjualan otomotif yang juga terus meningkat. Hal itu dapat dilihat dari density kepemilikan mobil di Indonesia yang saat ini masih sangat rendah, sebesar 78 unit per 1.000 penduduk. Jauh dibanding dengan negara tentangga, seperti Thailand 280 unit per 1.000 penduduk, dan Malaysia 400 unit per 1.000 penduduk. 

“Dari 78 jadi 100 saja, sudah hampir 50% pertumbuhannya. Tidak hanya itu, saat ini juga banyak produsen yang berlomba-lomba menjadikan Indonesia sebagai production base mereka,” ungkap Irianto. 

Melihat hal itu, komponen yang dibuat Dharma Polimetal, akan dipasang di mobil, dan mobil juga akan diekspor. Dengan begitu kualitas juga akan diperhatikan. Ditambah lagi dukungan pemerintah, seperti pembebasan PPNBM, jalan tol. 

Berkat pertumbuhan bisnis yang dialami, PT Dharma Polimetal Tbk, berhasil menyabet penghargaan Top Corporate Award 2022, penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan emiten di Bursa Efek Indonesia yang berhasil membangun corporate brand, dan menjaga kinerja keuangan yang unggul dan positif.

Secara khusus, penghargaan ini juga merupakan apresiasi dan pengakuan terhadap perusahaan emiten di Indonesia yang telah terbukti berhasil melewati situasi sulit selama Pandemi Covid-19, yang dibuktikan dengan kinerja positif dari sisi brand awareness, pendapatan dan laba bersih selama periode tahun 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI