China 'Bantu' Ekonomi Afghanistan Kembali Bangkit, Desak AS dan Barat Tanggung Jawab

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 31 Juli 2022 | 11:59 WIB
China 'Bantu' Ekonomi Afghanistan Kembali Bangkit, Desak AS dan Barat Tanggung Jawab
Sejumlah penduduk desa duduk di samping api unggun usai gempa mengguncang Provinsi Paktika, Afghanistan, Kamis (23/6/2022). Pemerintah yang dikelola Taliban di Afghanistan meminta bantuan internasional di tengah pelaksanaan operasi penyelamatan pascagempa dahsyat pada Rabu (22/6) di wilayah timur negara Asia itu. ANTARA FOTO/Xinhua/Saifurahman Safi/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China menghapus 98 tarif barang-barang impor asal Afghanistan dan kembali memberikan izin terhadap penerbitan visa bagi warga negara Afghanistan efektif mulai 1 Agustus 2022.

Kebijakan tersebut tercapai mana kala Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan pelaksana tugas menteri luar negeri pemerintahan sementara Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, di sela-sela pertemuan tingkat menlu Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tashkent, Uzbekistan, Jumat (29/7/2022).

Wang menjelaskan, China ingin berbagi peluang pembangunan dengan Afghanistan. Menlu merangkap anggota Dewan Negara China itu berharap pemerintahan yang inklusif segera terbentuk di Afghanistan dan melakukan berbagai upaya memerangi terorisme.

Tidak hanya itu, China juga mengusulkan program pembangunan Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) dipadukan dengan program pembangunan strategis Afghanistan dan Koridor Ekonomi China-Pakistan yang mengarah ke Afghanistan.

Baca Juga: Amerika Resmi Resesi, Begini Dampaknya pada Ekonomi Indonesia

Ia menambahkan, China terus mendesak Amerika Serikat dan Barat untuk mencabut sanksi dan memenuhi tanggung jawab utamanya terhadap rekonstruksi ekonomi Afghanistan.

Muttaqi mengapresiasi bantuan China kepada negaranya, yang baru saja dilanda bencana gempa bumi.

"Afghanistan berkomitmen menjaga prinsip satu China dan tidak akan mengizinkan wilayah teritorialnya dijadikan basis aktivitas kelompok-kelompok anti-China," ujar Muttaqi.

Pemimpin tertinggi Afghanistan saat ini, Taliban, berharap bisa terhubung dengan program pertanian China dan berharap dukungan penuh dari China dalam mendapatkan pengakuan internasional.

Afghanistan berbatasan langsung dengan Daerah Otonomi Xinjiang, wilayah barat daya China, yang dalam dekade sebelumnya mengalami serangkaian peristiwa mengarah pada separatisme. 

Baca Juga: Sinopsis Drama China 'Lost in The Kunlun Mountains', Dibintangi Xu Kai!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI