4 Dampak Resesi AS ke Indonesia, Barang Ekspor Bisa Makin Murah

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 29 Juli 2022 | 18:07 WIB
4 Dampak Resesi AS ke Indonesia, Barang Ekspor Bisa Makin Murah
Warga mengantre untuk melakukan tes COVID-19 di Times Square saat varian virus korona Omicron terus menyebar di Manhattan, New York, Amerika Serikat, Minggu (26/12/2021). ANTARA FOT REUTERS/Andrew Kelly/WSJ/cfo (REUTERS/ANDREW KELLY)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat (AS) secara teori telah terjerumus ke dalam resesi ekonomi setelah mencatatkan dua kali berturut-turut pertumbuhan negatif dalam dua kuartal dalam tahun yang sama. Dampak resesi AS ke Indonesia bisa sangat terasa dalam waktu dekat. 

Biro Statistik Amerika Serikat mengumumkan produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal II/2022 mengalami kontraksi atau negatif 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Padahal di kuartal I/2022 yoy, pertumbuhannya pun tercatat negatif 1,6%. Walau bukti ini telah dikemukakan Biro Statistik, Menteri Keuangan Janet Yellen membantah negaranya jatuh dalam jurang resesi. 

Menurut Yellen resesi tidak hanya disimpulkan dari segi pertumbuhan PDB. Faktor-faktor yang lebih luas mesti dilihat seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), penutupan bisnis, dan penurunan daya beli rumah tangga masyarakat. Kendati begitu, Yellen mengakui AS kini mengalami inflasi sekitar 9% sejak Juni 2022 lalu. Berikut ini dampak-dampak resesi ekonomi yang akan berimbas ke Indonesia. 

1. Ekspor 

Baca Juga: Ditemukan Jenis Bakteri Mematikan untuk Pertama Kalinya di AS, Bisa Menyebabkan Melioidosis

Resesi di Amerika Serikat akan membuat daya beli masyarakat menurun. Padahal, Amerika Serikat merupakan mitra utama Indonesia dalam perdagangan internasional.

Beberapa jenis barang ekspor yang diprediksi akan mengalami penurunan permintaan adalah tekstil, pakaian jadi, maupun olahan kulit. Meski saat ini belum terjadi, buktinya dalam goncangan ekonomi Amerika Serikat yang terjadi pada 2020 lalu membuat negara ini mengalami defisit perdagangan dari Indonesia sebesar 12,39 miliar dolar.  

2. Investasi

Investor akan cenderung mengurangi nilai investasi mereka kepada produk-produk berisiko tinggi seperti saham. Mereka akan khawatir harga-harga saham di Wall Street yang anjlok juga akan berpengaruh terhadap harga di Indonesia. Sebelumnya hal ini sudah terbukti dalam penawaran saham GOTO yang ikut anjlok akibat anjloknya nilai saham di Amerika Serikat. 

3. Depresi Ekonomi

Baca Juga: Amerika Serikat Resmi Resesi

Penurunan kegiatan ekonomi akibat resesi ekonomi bukan tidak mungkin akan menimbulkan depresi. Depresi ekonomi ditandai dengan resesi yang lebih parah sehingga membuat perusahaan bangkrut, investasi gagal, dan banyak pengangguran.

Jika hal ini terjadi, maka negara akan kehilangan sumber pemasukan. Efeknya akan mempengaruhi perdagangan di seluruh dunia terganggu mengingat dolar Amerika adalah mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional.

4. Industri

Jika resesi ekonomi terus-terusan terjadi, industri di Indonesia juga akan ikut melemah. Produk-produk ekspor seperti kelapa sawit dan furniture akan anjlok. Selain itu di sektor impor, Indonesia tidak bisa lagi mendatangkan beragam kebutuhan dari luar negeri seperti bahan bakar pesawat dan aneka bahan kimia.  

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI