Menteri Bahlil Ungkap 3 Perusahaan Raksasa Korea Selatan Ingin Investasi di Ibu Kota Baru

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 29 Juli 2022 | 08:10 WIB
Menteri Bahlil Ungkap 3 Perusahaan Raksasa Korea Selatan Ingin Investasi di Ibu Kota Baru
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ditemani pengacara sekaligus pemegang saham Holywings Hotman Paris Hutapea memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan lapangan kegiatan usaha Holywings Group di Gunawarman, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia klaim, ada tiga perusahaan besar dari Korea Selatan (Korsel) yang berminat investasi pegembangan di ibu kota baru Nusantara.

“Jadi sudah ada 3 perusahaan, sebelum pemerintahnya (Pemerintah Korea Selatan) yang sudah siap masuk ke IKN. Jadi tidak benar ada persepsi kalau orang meragukan apakah ada investasi yang mau masuk ke IKN,” kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan pers daring terkait kunjungan Presiden Jokowi ke Korsel.

Ia menjelaskan, tiga perusahaan tersebut adalah perusahaan produsen otomotif Hyundai, perusahaan produsen alat elektronik LG, dan perusahaan produsen baja Posco.

Menrut Bahlil, dalam kunjungan ini Presiden Jokowi sudah berjumpa dengan pimpinan Hyundai dan LG. Selain itu pada hari yang sama, Indonesia diwakili Kementerian Investasi/BKPM dan BUMN Karakatau Steel telah meneken Nota Kesepahaman (MoU) untuk investasi dengan Posco senilai 3,5 miliar dolar AS guna mengembangkan industri baja di Indonesia.

Baca Juga: Hyundai Umumkan Rencana Bangun Fasilitas Riset Mobil Listrik di Indonesia

“Selain dari itu, kita sampaikan juga di dalam MoU yang kami kerja sama, Posco ingin juga masuk ke IKN,” ucap Bahlil Lahadalia dikutip dari Antara.

Tidak hanya investasi di IKN, Presiden Jokowi juga pada Kamis (28/7/2022) telah menerima pimpinan perusahaan (CEO) dari 10 perusahaan terkemuka asal Korsel yang sebelumnya sudah investasi di Indonesia.

Dari 10 perusahaan tersebut, telah lahir kesepakatan nilai investasi Rp100,6 triliun atau 6,72 miliar dolar AS.

“Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di manufaktur, industri baja, petrokimia, baterai listrik, pabrik kaca, serta di bidang pakaian dan sepatu. Investasi tersebut, sebagian besar akan dilaksanakan pada kuartal I-2023, bahkan sebagian sudah akan lakukan di kuartal-IV 2022,” ujar Bahlil Lahadalia.

Ia menuturkan minat investasi yang tinggi dari Korsel menandakan investasi asing langsung di Indonesia tidak didominasi oleh satu negara tertentu saja.

Baca Juga: Berkas Lengkap, Sidang Kasus Penipuan Doni Salmanan Dimulai 4 Agustus Nanti

"Minat investasi Rp100 triliun lebih hari ini menunjukkan sekali lagi bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dimonopoli oleh salah satu negara tertentu. Ini penting agar hoaks yang terjadi seolah-olah kita memberikan karpet merah kepada negara tertentu, saya katakan tidak ada. Karena kita menganut politik bebas aktif dan ekonomi juga bebas aktif. Artinya negara mana yang siap untuk mendatangkan uangnya dengan memperhatikan aturan dan kaidah dan norma di Indonesia maka akan kita layani," pungkas Bahlil Lahadalia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI