Suara.com - Unilever Indonesia berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp21,46 triliun di semester pertama tahun ini, naik 6,39 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
UNVR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 12,5 persen secara year on year (yoy) dengan menjadi Rp3,42 triliun.
Presiden Direktur UNVR Ira Noviarti mengatakan divisi personal care menjadi mesin utama penggerak penjualan selama 6 bulan pertama tahun ini.
"Alhamdulillah, kalau kita lihat profit sangat baik dan cukup kuat, kalau kita lihat divisi personal care menjadi penyumbang terbesar seperti penjualan oral care dan deodarant," kata Ira saat ditemui di Kantor, kawasan BSD, Tangerang Selatan, Kamis (28/7/2022).
Selain divisi personal care, divisi produk makanan juga ikut menyumbang perolehan pendapatan perseroan, dimana produk seperti Royco hingga kecap Bango menjadi yang paling laris.
"Divisi food juga mencatatkan pertumbuhan yang sangat baik," ungkapnya.
Asal tahu saja UNVR berhasil mengantongi laba Rp3,429 triliun pada semester I 2022, atau tumbuh 12,61 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang mencapai Rp3,045 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level Rp90, sedangkan akhir Juni 2021 berada di level Rp80.
Dalam laporannya, Unilever membukukan penjualan tumbuh 6,3 persen menjadi Rp21,463 triliun yang ditopang peningkatan penjualan ke dalam negeri sebesar 6,7 persen menjadi Rp20,599 triliun. Tapi nilai ekspor menyusut 2,7 persen menjadi Rp864,1 miliar.
Baca Juga: Unilever Gandeng PNM Berdayakan 500 Ribu Perempuan Prasejahtera
Sayangnya, harga pokok penjualan bengkak 12,12 persen menjadi Rp11,118 triliun, dampaknya laba kotor hanya tumbuh 0,9 persen menjad Rp10,345 triliun.
Menariknya, perseroan dapat menekan beban umum dan administrasi sedalam menjadi Rp1,544 triliun. Sehingga laba usaha tumbuh 11,02 persen menjadi Rp4,482 triliun.
Sementara itu, aset tumbuh 16,13 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp22,144 triliun dipicu bengkaknya utang lain lain kepada pihak berelasi sebesar 310,9 persen menjadi Rp3,23 triliun.