Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelemahan nilai kurs rupiah yang saat ini tembus Rp15.000 per dolar AS masih jauh lebih baik dibandingkan dengan negara emerging market lainnya.
"Meski masih terdepresiasi, kinerja kurs Rupiah lebih baik dibandingkan dengan beberapa EM seperti Malaysia, India, Thailand, dan Filipina," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita ditulis Kamis (28/7/2022).
Dia bilang kebijakan hawkish the Fed berdampak pada capital flow dari Emerging Market, termasuk Indonesia, namun dampaknya terbatas didukung likuiditas domestik yang masih cukup kuat.
Dari segi kepemilikan SBN, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan masih didominasi oleh Perbankan dan BI, sementara porsi kepemilikan asing masih dalam tren menurun sejak akhir 2019 (38,57 persen) menjadi 15,39 persen per 22 Juli 22.
Baca Juga: Enam Bulan Pertama Tahun 2022, Kinerja APBN Masih Untung Rp73,6 Triliun
"Di tengah pengetatan kebijakan moneter global, kinerja pasar SBN domestik masih cukup resilien. Namun perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund," katanya.
Pada pembukaan hari ini Rupiah menguat 72 poin atau 0,48 persen ke posisi 14.938 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.010 per dolar AS.