Suara.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ancam Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, bahwa militer Korut akan meluncurkan serangan mematikan jika Korea Selatan melakukan aksi berbahay terhadap Pyongyang.
Hal itu disampaikan untuk memperingati gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea, Kim menyebut nama Presiden Korsel sebanyak tiga kali dan mencap militernya sebagai gangster, merujuk pada strategi yang dinyatakan Selatan untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korut termasuk melalui penguatan kemampuan serangan pendahuluan "Kill Chain".
"Upaya berbahaya seperti itu akan segera dihukum oleh kekuatan yang kuat, dan pemerintahan Yoon Seok Yeol dan militernya akan dihancurkan," kata Kim, yang muncul di depan umum untuk pertama kalinya dalam 19 hari bersama istrinya Ri Sol Ju untuk upacara tersebut di Pyongyang, Rabu (27/7/2022), seperti dilaporkan kantor berita negara KCNA.
Kim yang menyebut Yoon tanpa gelar presiden, menegaskan, Pyongyang tidak akan lagi mentolerir semua "pernyataan tidak masuk akal" dari militer Korsel dan memperingatkan bahwa Selatan akan membayar harga tertentu jika perilaku seperti itu terus berlanjut.
Baca Juga: Mantan Anak Asuh Shin Tae-yong Resmi Gabung Napoli, Jadi Pengganti Kalidou Koulibaly
Pernyataan itu merupakan tanggapan resmi pertama Kim terhadap pemerintahan Yoon yang menggantikan pemerintahan liberal Moon Jae-in pada Mei lalu.
Selain itu, Kim menekankan bahwa rezimnya "sepenuhnya siap" untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat, merujuk pada latihan militer AS dengan Korsel.
Dia berulang kali mengatakan tentang pencegah perang nuklir Korut dan mengancam akan menggunakannya jika perlu, meskipun dia tidak memberikan petunjuk konkret apakah atau kapan rezim rahasianya akan melakukan uji coba nuklir lagi.
"Standar ganda AS, yang secara menyesatkan melabeli semua tindakan kita sehari-hari sebagai provokasi dan ancaman sambil mengadakan latihan bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan nasional kita, secara harfiah adalah perilaku seperti preman yang mendorong hubungan Korea Utara-AS ke konflik dan ke titik yang tidak dapat diubah," kata Kim.
Angkatan bersenjata Korut sepenuhnya siap untuk menanggapi setiap krisis dan penangkal nuklirnya juga siap untuk menggunakan kekuatannya "dengan tepat, akurat, dan cepat" sesuai dengan misinya, ujar Kim.
Baca Juga: Jokowi Lanjutkan Kunjungan ke Korea Selatan Usai Bertemu PM Jepang