Suara.com - Hunian serta lingkungan yang baik dan sehat merupakan komponen penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Melalui pengembangan kawasan hunian Synthesis Huis, optimalisasi konsep lingkungan sehat menjadi komitmen kuat PT Synthesis Karya Pratama.
Sebagai kawasan hunian di Jakarta Timur, khususnya wilayah Cijantung, memperingati hari Anak Nasional, Synthesis Huis menggelar forum diskusi bersama media bertema “Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Hunian Sehat Dan Asri.”
Dalam kata sambutannya dihadapan sejumlah media, Aldo Daniel selaku Managing Director Synthesis Huis mengatakan, untuk mendukung tumbuh kembang anak Synthesis Huis berupaya mengoptimalkan penataan lingkungan dari berbagai hal.
“Tidak hanya maksimal dalam hal arsitektur bangunan dan interior, kami juga berusaha menciptakan lingkungan hunian yang nyaman. Synthesis Huis menggandeng Umar Zain menghadirkan Urban Artistic Landscape dengan memaksimalkan tata lansekap seluruh kawasan Synthesis Huis menjadi lebih hijau yang dapat dinikmati tanpa batas oleh para penghuninya. Synthesis Huis merupakan Iconic Residential project yang mengusung konsep Biophilic Homes, mengadopsi gaya arsitektur Skandinavia yang menyesuaikan iklim di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Setelah Menikah Mau Tinggal Dimana? Berikut 5 Pilihannya
Lebih lanjut Aldo mengatakan, setiap unit huniannya memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya, memiliki jendela dan halaman terbuka di area belakang rumah, membantu cahaya masuk, juga cross ventilation udara, serta indoor garden di unit tertentu. Kami juga memberikan sentuhan unsur alam berupa taman di dalam rumah.
“Keunggulan Synthesis Huis lokasinya dekat dengan hutan kota Cijantung, kami juga menempatkan green spine pedestrian yang menghubungkan antar unit hunian, membangun fasilitas umum berdampingan dengan hutan kota untuk interaksi penghuni. Menciptakan lingkungan hunian yang sehat merupakan komitmen kami. Harapannya, Synthesis Huis menjadi kawasan hunian yang mampu mengakomodir kebutuhan keluarga dan berupaya memberikan kenyamanan tidak hanya bagi orang tuanya tapi juga untuk anaknya,” ucap Aldo.
Hal yang berkaitan terhadap tumbuh kembang anak juga disampaikan dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc., Sp. A selaku Dokter Specialist Anak dari sisi kedokeran. Menurutnya, hunian sehat salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Agar tumbuh kembangnya optimal, anak itu harus diberikan asih dan asuh, keamanan juga kenyamanan yang maksimal.
Menurut Denta, anak itu membutuhkan stimulasi mulai dari tingkat paling sederhana yaitu keluarga. Pada masa pertumbuhan, anak itu tidak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga tapi juga dengan lingkungan sekitar. Karenanya, fasilitas umum yang ada di komplek hunian, sudah seharusnyalah didesain seaman mungkin untuk anak.
“Hal yang perlu diketahui orang tua dalam menata hunian agar tumbuh kembang anak terbentuk optimal, yaitu memperhatikan faktor keamanan juga kesehatan. Maksimalkan ventilasi cahaya dan udara, termasuk sanitasi dan sumber airnya. Perhatikan juga material yang aman saat anak beraktivitas. Misalnya menempatkan railing pada tangga dan karpet dilantainya. Tumbuh kembang itu dipengaruhi oleh kesehatan sang anak. Kalau anak sakit, tentunya perkembangannya bisa terhambat,” urainya.
Baca Juga: Hadirkan Hunian Terjangkau dan Berkualitas di Tengah Kota, PT MRT Jakarta Gandeng Rukita
Agar sang anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik menurut Denta, orang tua harus dapat mengambil keputusan yang tepat memilih hunian. Cermati lokasinya, apakah dekat fasilitas kesehatan (rumah sakit), sekolah, dan aksesnya mudah dijangkau. Pertimbangkan juga jarak antara rumah dengan kantor. Interaksi anak dan orang tua juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak jangka Panjang.
“Agar stimulasi tumbuh kembang anak terbentuk dengan baik, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan orang tua. Jadi keputusan memiliki hunian itu harus dipikirkan dari sekarang, jangan menunda waktu,” pungkas Denta.
Pada kesempatan yang sama, Muharini Aulia M.PSI.,PSI Psikolog Kinis memaparkan detail bagaimana dampak lingkungan hunian sehat terhadap tumbuh kembang anak. Menurutnya, untuk mendukung pertumbuhan anak baik fisik maupun mental dibutuhkan ruang privasi seperti rumah (keluarga), termasuk pula ruang publik agar anak dapat berinteraksi dan bersosialisasi secara aman dengan sekelompok usia anak yang sama. Karena itu dibutuhkan keseimbangan antara wilayah privasi dan ruang publik.
“Perkembangan anak usia 0-5 tahun, sebenarnya itu masih fokus pada interaksi dengan orang tua. Sebaiknya di usia itu, orang tua sudah mempersiapkan beragam aspek termasuk pendidikannya. Jika Synthesis Huis menyediakan semacam day care atau pra school, anak dapat belajar dan berinterkasi. Ini akan mempermudah memantau tumbuh kembang anak, jika kedua orang tuanya bekerja,” jelas Rini.
Menurutnya, dari sisi psikologis keberadaan kawasan hunian memang tidak berdampak langsung pada anak, namun jika kawasan hunian itu sehat tentunya anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. Karenanya dibutuhkan ruang luar yang memang oksigen dan udaranya baik. Pihak developer umumnya menempatkan area hijau sebagai sarana publik, namun kerap kali yang terjadi justru penghuni tidak memanfaatkan ruang itu. Sudah seharusnya orang tua memiliki peran untuk memperkenalkan dan membiasakan anak berinteraksi di ruang publik.
Dengan demikian kata Rini, orang tua akan merasa aman jika sang anak berinteraksi sosial di area yang mereka kenal. Caranya, berikan contoh kepada anak cara mudah berinteraksi dengan lingkungan terdekat, dengan tetangga misalnya. Sebetulnya anak itu membutuhkan ruang yang lebih luas untuk mengeksplorasi aktivitasnya. Kalau dibatasi ruang geraknya ini akan berdampak pada psikisnya.
“Umumnya anak itu selalu melakukan hal baru. Apalagi jika pihak developer menyediakan area yang anak dibolehkan uji coba melakukan sesuatu, mengembangkan imajinasi di alam terbuka, pastinya area ini akan menjadi tempat favorit bagi anak,” imbuh Rini.