Harga Minyak Dunia Melesat 2 Persen Lebih Imbas Kekhawatiran Pasokan

Selasa, 26 Juli 2022 | 07:47 WIB
Harga Minyak Dunia Melesat 2 Persen Lebih Imbas Kekhawatiran Pasokan
Ilustrasi harga minyak dunia meningkat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia melesat sekitar USD2 pada perdagangan hari Senin, didukung kekhawatiran pasokan, depresiasi dolar AS dan kekuatan awal di pasar ekuitas.

Tetapi harga berfluktuasi karena ketakutan permintaan bahan bakar bakal melemah jika Federal Reserve menaikkan suku bunga terlalu agresif.

Mengutip CNBC, Selasa (26/7/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, ditutup melambung USD1,95, atau 1,9 persen menjadi USD105,15 per barel.

Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melonjak USD2, atau 2,1 persen menjadi menetap di posisi USD96,70 per barel.

"Dolar AS yang sedikit lebih lemah dan pasar ekuitas yang membaik mendukung minyak," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Setelah penguatan awal, saham Wall Street bergerak lebih rendah pada perdagangan petang, dengan investor berhati-hati tentang pertemuan The Fed minggu ini dan laporan keuangan dari beberapa perusahaan.

Minyak berjangka bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, tertekan oleh kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar, tetapi mandapatkan sokongan dari pasokan yang ketat, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow.

"Ekonomi Amerika dan Eropa melambat, dan dengan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pekan ini, trader tetap sangat berhati-hati," kata Dennis Kissler, Vice President BOK Financial.

Pejabat Fed mengindikasikan bank sentral AS itu kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.

Baca Juga: Studi: Harga Mobil Baru dan Bekas Sama-sama Melambung Tinggi

China, ekonomi terbesar kedua di dunia, hampir mengalami kontraksi pada kuartal kedua, tumbuh hanya 0,4 persen (year-on-year).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI