Suara.com - Prediksi daftar BUMN yang bangkrut menyusul Istaka Karya yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat kini ramai menjadi perbincangan. Publik mempertanyakan nasib perusahaan pelat merah yang sudah dikabarkan menelan banyak kerugian. Berikut daftar BUMN yang terus-menerus merugi.
1. PT Industri Sandang Nusantara (ISN)
ISN merupakan salah satu BUMN yang bakal dibubarkan oleh Erick Thohir menyusul perusahaan yang terus-terusan merugi. Padahal pabrik tekstil dan benang ini sebelumnya beroperasi di tujuh wilayah yakni Makassar, Pasuruan, Malang, Semarang, Bandung, Cilacap, dan Tegal.
Erick Thohir sebelumnya berujar bahwa BUMN ini merupakan BUMN dengan kategori sakit kronis. Namun, pemerintah akan tetap memanfaatkan asetnya meskipun perusahaan dibubarkan.
2. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN)
PANN masuk dalam daftar BUMN selanjutnya yang banyak menanggung kerugian. BUMN yang bergerak di bidang multifinance untuk perkapalan ini memiliki beban utang sejak 1994 tanpa memperoleh pemasukan.
PANN juga telah mengeluarkan pembiayaan USD 34 juta untuk pesawat dan Rp150 miliar pinjaman bank namun tak bisa membayar cicilannya.
3. PT Kertas Kraft Aceh (KKA)
KKA adalah bekas tempat kerja Presiden Joko Widodo saat dirinya merantau ke Aceh. Perusahaan berbasis di Lhoksumawe ini berhenti beroperasi sejak 2007 lantaran kesulitan memperoleh bahan baku. Padahal produsen kertas pembungkus semen ini memiliki kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun.
Baca Juga: 7 BUMN Zombie Akan Dibubarkan Karena Bikin Rugi Terus, Terbaru Istaka Karya
4. PT Merpati Nusantara Airlines
Merpati Nusantara Airlines berhenti mengudara berhenti terbang sejak 2014 silam. Pesawat ini kalah saing dengan armada bertarif murah seperti Lion Air.
Setahun setelah resmi berhenti beroperasi, Merpati Nusantara masih membukukan pendapatan Rp43 miliar, atau turun 64% daripada pendapatan tahun terakhirnya. Namun, perusahaan ini mencetak rugi bersih Rp2,48 triliun.
5. PT Industri Gelas
Presiden Jokowi meminta pembubaran PT Industri Gelas karena perusahaan ini tidak mampu lagi menanggung beban usaha. Kendati memiliki pendapatan Rp690 juta dan pendapatan lain-lain senilai Rp2,84 miliar namun pada 2018 beban usahanya mencapai Rp6,56 miliar. Selain itu masih terdapat beban lain-lain Rp57,13 miliar dan beban bunga Rp48 miliar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni