Suara.com - Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan pentingnya aksesibilitas dan integrasi dalam mengembangkan transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
"Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan pascaperjalanan (last mile)," kata Djoko pada Rabu (20/7/2022).
Merujuk pada Studi Potensi Jaringan Angkutan Umum dan Integrasi Moda Kawasan di Sekitar Koridor LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, potensi kawasan permukiman dan komersial sekitar stasiun LRT Jabodebek dengan radius kurang dari lima kilometer mencapai 310 kawasan permukiman dan komersial.
Sementara, LRT Jabodebek sepanjang 44,43 km akan dilayani 18 stasiun yang akan menaikkan dan menurunkan penumpang.
Baca Juga: Koperasi Terbukti Mampu Memakmurkan Masyarakat, Inilah Saatnya Bangkitkan Ekonomi Rakyat
"Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek," ujarnya.
Sosok yang menjabat Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat itu mengungkapkan, LRT Jabodebek akan membuat wilayah tersebut semakin terintegrasi.
Ia menyebutkan manfaat LRT Jabodebek bagi masyarakat adalah tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern.
"Tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun saat pengoperasian; berkurangnya kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan," katanya, dikutip via Antara.
Tidak hanya itu, keberadaan LRT Jabodebek membuat potensi pengembangan kawasan baru, pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, serta dapat menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang dapat menimbulkan efek ganda.
Baca Juga: Indonesia dan Timor Leste Bahas Penguatan Kerja Sama Ekonomi Bilateral
Saat yang bersamaan, manfaat yang akan didapat oleh pemerintah adalah percepatan penyelesaian proyek strategis nasional berbasis perkeretaapian, menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3.
"Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan proyek LRT dan proyek kereta cepat berikutnya," kata dia.
Ia menambahkan, dengan menyasar kawasan perumahan yang merupakan potensi pengguna LRT Jabodebek, maka fasilitas transportasi umum, fasilitas jalur pejalan kaki, jembatan penyeberangan orang (JPO), sky bridge, fasilitas jalur sepeda, fasilitas parkir kendaraan pribadi harus disiapkan oleh pihak terkait.
"Integrasi fisik dari hulu hingga hilir, waktu dan pembayaran sangat membantu memperlancar pengguna LRT. Pemda di kawasan Bodebek dapat melakukan re-routing angkutan umum yang ada atau membenahi angkutan umum pelayanannya," pungkasnya.