Suara.com - Masyarakat kini harus mengerti dan paham dengan fitur yang disediakan platform media sosial agar identitas diri tidak disalahgunakan. Pasalnya, banyak oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi kejahatan siber.
Pengamat Bisnis Digital dari Universitas Bali Internasional, AA Ngurah Bagus Aristayudha mengatakan, dunia digital atau dunia online sangat rentan dari serangan hacker yang sengaja membajak akun dengan berbagai kepentingan.
Salah satunya, banyak terjadi penawaran-penawaran bisnis bodong hingga pembobolan rekening.
"Sebaiknya, masyarakat waspada dengan pembajakan akun media sosial. Banyak orang yang sharing pengalaman ketika akun mereka dibajak dengan berbagai modus penipuan, mulai dari hadiah pulsa sampai meminta kode OTP," ujar Bagus dalam diskusi secara virtual pada Selasa (19/7/2022).
Baca Juga: Pembobolan Rekening 48 Nasabah Bank Lampung bukan karena Kebocoran Data
Menurut Bagus, tujuan utama hacker menguasai akun sosial media dan bisa melakukan modus kejahatan dengan menggunakan nama, foto, serta identitas digital yang kita miliki.
Maka dari itu, sebagai pengguna masyarakat harus cerdas dalam bermedia sosial. Jangan, memasukkan ata-data penting agar tidak menjadi korban hacker.
Sementara di sisi lain, Relawan TIK Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Provinsi Bali, Ni Kadek Dwi Febriani melihat, situasi dan kondisi pengguna media sosial, banyam yang membelakangi etika dalam bermedia sosial, seperti berargumen negatif terhadap suatu unggahan yang menurutnya tidak memenuhi standar kecantikan.
Selain itu, tidak sedikit dari kita yang saling menjelekkan nama baik serta melontarkan kata yang tidak senonoh dan menyebabkan cyberbullying.
"Hal tersebut dapat menyerang mental para korban, sehingga korban merasa tertekan bahkan mengganggu kesehatan mental. Kebanyakan dari mereka mengalami depresi, insomnia, dan stres," katanya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Pembobolan Rekening 14 Nasabah BTPN, Kerugian Rp 2 Miliar