Jumlah Orang Miskin Turun, Kemenkeu: APBN Sebagai Peredam Guncangan Bekerja Efektif

Selasa, 19 Juli 2022 | 13:34 WIB
Jumlah Orang Miskin Turun, Kemenkeu: APBN Sebagai Peredam Guncangan Bekerja Efektif
Warga beraktifitas di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu menyambut positif dengan turunnya angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2022.

Menurut dia penurunan jumlah orang miskin ini mengindikasikan bahwa peran APBN sebagai shock absorber atau peredam gejolak berjalan dengan efektif ditengah situasi harga komoditas global yang naik.

“Tingkat kemiskinan terus dalam tren menurun di tengah tekanan harga komoditas global, khususnya harga pangan dan energi yang berdampak pada harga-harga domestik dan daya beli masyarakat," kata Febrio dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (19/7/2022).

"Ini merupakan hal yang positif, mengindikasikan efektif dan perlu dilanjutkannya fungsi APBN sebagai peredam guncangan (shock absorber)," tambah Febrio.

Baca Juga: Kuota BPJS Kesehatan Bakal Dipangkas, Orang Miskin Dilarang Sakit

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, jumlah ini mengalami penurunan sebesar 1,38 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara jika dibandingkan September 2021 lalu, jumlah penduduk miskin juga berkurang sebesar 340 ribu orang.

Meski angka kemiskinan menurun tapi ambang batas garis kemiskinan Indonesia meningkat seiring meningkatnya berbagai risiko perekonomian. Ambang batas garis kemiskinan pada Maret 2022 meningkat sebesar 4,0 persen menjadi Rp505.469 dari sebelumnya Rp486.168 pada September 2021.

Meskipun garis kemiskinan mengalami peningkatan, kata Febrio, angka kemiskinan Indonesia tetap dapat diturunkan. Studi Bank Dunia (Juni 2022) menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas di dalam negeri, yang dipicu oleh pergerakan harga komoditas global, diperkirakan akan menaikkan angka kemiskinan sebesar 0,2 poin persentase.

“Program PC-PEN yang diimplementasikan oleh Pemerintah, yang salah satunya menyasar kesejahteraan penduduk turut berperan dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung perbaikan indikator tingkat kemiskinan, di samping program yang dinikmati langsung oleh masyarakat seperti subsidi dan bantuan sosial,” kata Febrio.

Baca Juga: Studi Ini Ungkap Wanita Miskin Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung Dibanding Wanita Kaya

Lebih lanjut, Febrio menjelaskan penguatan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut juga turut mendorong perbaikan tingkat kemiskinan.

Perbaikan tingkat kemiskinan pada Maret 2022 terjadi secara merata baik di seluruh pulau di Indonesia maupun di tingkat perdesaan dan perkotaan.

Secara spasial, tingkat kemiskinan di perkotaan menurun menjadi sebesar 7,50 persen. Sementara itu, angka penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan menjadi 12,29 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI