Suara.com - Indonesia memegang Presidensi G20 selama satu tahun yang dimulai sejak 1 Desember 2021 sampai November 2022 dengan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, berpartisipasi pada acara penyambutan G20 yang digelar di Bali sejak tanggal 13 sampai 17 Juli 2022.
Dukungan LPEI pada kesempatan tersebut yakni membawa beragam produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor yang telah menjadi mitra binaan CPNE sejak 2017 hingga sekarang dan juga beberapa debitur UMKM untuk ditampilkan di hadapan seluruh delegasi negara yang menjadi anggota G20.
“Program ini memiliki tujuan untuk menciptakan eksportir baru dan memajukan komoditas ekspor suatu daerah, LPEI bangga bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini," ujar Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).
UMKM yang ikut dalam pameran tersebut diantaranya Maharani Craft – Bali, yang menawarkan keunikan yang premium untuk kerajinan yang berfungsi sebagai hiasan untuk rumah (home décor), produk Maharani Craft telah berhasil ekspor produk mereka ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, Jepang dan Korea Selatan, lalu UD Kamasan – Bali, yang bergerak dalam bidang Industri pengecoran logam atau uang kepeng dan asesoris lainnya yang memiliki nilai seni, industri uang kepeng kamasan Bali ini berhasil ekspor ke Negara Malaysia.
Baca Juga: Menparekraf: Persiapan Event G20 di Bali on the track
Selanjutnya Runa Jewelry – Bali, yang memproduksi kerajinan berbahan dasar perak, Runa berhasil mengekspor produknya berupa aksesoris ke negara Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan Italia, selanjutnya UMKM CV Dharma Siadja berdiri sejak tahun 1940 yang memproduksi handicraft/hiasan rumah khas adat Bali dengan kualitas tinggi, produk mereka telah berhasil mencuri perhatian negara Amerika dan Eropa.
Lalu ada PT Arum Jaya Perdana – Bali, yang menghasilkan produk ramah lingkungan berupa sedotan bambu yang terbuat dari bambu alami dan diproses secara alami, produk Arum saat ini telah berhasil di ekspor ke negara Inggris dan Singapura. Selain itu ada Bali Tangi – Desa Padangsambian Kaja, Denpasar merupakan produsen peralatan spa yang menggunakan bahan-bahan herbal, produk yang ditawarkan antara lain berupa essential oil, natural body scrub dan telah di ekspor ke negara Australia.
Mitra LPEI lainnya yang turut hadir pada pameran Road to G20 adalah PT Asia Garment Internasional – Denpasar, yang memproduksi sarung batik buatan tangan, kain batik, pakaian batic leisure dengan 100% rayon dan 100% bahan katun yang saat ini telah di ekspor ke tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Italia.
Selain pelaku usaha berasal dari Bali, LPEI pun membawa pelaku usaha dari Yogyakarta dan sekitarnya yaiti Shiroshima – Yogyakarta, merupakan peserta CPNE tahun 2022, brand fashion yang menjadikan batik sebagai pakaian ready to wear dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern kontemporer, UMKM Haveltea – Malang, merupakan pembuat minuman yang berasal dari campuran daun teh murni dengan rempah-rempah dan juga buah-buahan, metode dalam membuat produknya mendukung dampak ekonomi yang lebih baik terhadap petani lokal dan perempuan yang tinggal di sekitar pabrik Haveltea.
Lalu Wastraloka merupakan peserta CPNE sejak tahun 2017 asal Klaten yang memproduksi berbagai macam produk kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan bahan olahan berasal dari limbah pintu kulkas, produk Wastraloka saat ini telah di ekspor ke beberapa diantaranya Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong dan UEA.
Baca Juga: Pintu Masuk Bali Melalui Pelabuhan Gilimanuk Diperketat Menjelang KTT G20
“Kami berharap produk-produk UMKM yang ditampilkan pada pameran Road to G20 ini dapat menarik perhatian dari para delegasi negara-negara sahabat, sehingga dapat mencerminkan kekuatan Indonesia untuk bangkit dalam menghadapi pandemi dengan semangat dan positif,” ujar Riyani.