Suara.com - Sejumlah maskapai penerbangan nasional mulai mengeluhkan naiknya harga avtur atau bahan bakar pesawat. Kondisi ini pun membuat maskapai putar otak untuk tetap eksis dalam industri ini.
Salah satunya adalah Susi Air yang dimiliki oleh Susi Pudjiastuti. Eks Menteri KKP itu mengatakan biaya avtur hampir sepertiga menyerap biaya operasional maskapai.
"Biaya avtur ini naik cukup signifikan sejak Januari, karena kita membelinya sesuai dengan kontrak. Avtur itu bisa menghabiskan biaya operasional sekitar 20 persen hingga 34 persen," papar Susi dalam sebuah diskusi virtual bertajuk "Harga Avtur Terus Meroket, Bagaimana Nasib Transportasi Udara?" Minggu (17/7/2022).
Menurut dia kondisi ini belum ditambah lagi dengan, komponen pengeluaran yang lainnya seperti perawatan pesawat. Meski dalam kondisi yang sulit mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini mengatakan bahwa perusahaannya masih melayani rute penerbangan perintis yang memang menjadi andalan Susi Air.
Baca Juga: Menag: Maskapai Jangan Ubah Jadwal Penerbangan Jemaah Haji Seenaknya
"Sampai hari kita masih melayani sekitar 150 sampai 200 penerbangan setiap harinya," ungkap Susi.
Untuk itu, Susi menyebut salah satu solusi yang bisa diambil adalah dengan melakukan penyesuaian harga tiket pesawat, namun kata dia belum juga menaikkan harga tarif tiket pesawat para penumpang maskapainya sudah marah-marah.
"Mau bagaimana? Di sini naik, di sana naik. Kita mau naikkan Rp100.000 harga tiket saja teriak dan marah semua. Kita semua sudah babak belur tapi malah dimarahi orang," terang Susi.
Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta sudah naik 55,38 persen selama periode Januari-Juni 2022.
Pada Januari 2022 harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654 per liter. Kemudian di bulan-bulan berikutnya harga terus naik hingga mencapai Rp16.555,88 per liter pada Juni 2022.
Baca Juga: Minta Maskapai Tidak Seenaknya Ubah Jadwal Penerbangan Jemaah Haji, Menag: Saya Minta Sesuai Kontrak
Padahal kata Alvin saat ini kondisi industri penerbangan nasional mulai bangkit, setelah mulai ramainya trafik penerbangan nasional, namun sayangnya dengan adanya kenaikan harga avtur ini kembali mengajar industri penerbangan nasional.