Suara.com - Industri penerbangan nasional kembali mendapat tantangan dari mahalnya harga avtur saat ini, kondisi ini pun makin memberatkan industri setelah ingin bangkit usai dihajar pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan saat ini belum semua maskapai tanah air pulih 100 persen dari badai pandemi Covid-19, tapi kembali dihajar oleh mahalnya harga avtur.
"Kondisi maskapai saat ini belum pulih dari badai pandemi, maskapai sekarang bukan rugi lagi, tapi sekarang berdarah darah," kata Alvin Lie dalam sebuah diskusi virtual bertajuk "Harga Avtur Terus Meroket, Bagaimana Nasib Transportasi Udara?" Minggu (17/7/2022).
Asal tahu saja, saat ini harga avtur untuk periode 1 hingga 14 Juli 2022 tercatat sebesar Rp18.431 per liter di Bandara Soekarno-Hatta. Harga tersebut mengalami lonjakan signifikan jika dibandingkan periode sama tahun lalu hanya sebesar Rp9.518 per liter.
Baca Juga: Menag: Maskapai Jangan Ubah Jadwal Penerbangan Jemaah Haji Seenaknya
Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta sudah naik 55,38 persen selama periode Januari-Juni 2022.
Pada Januari 2022 harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654 per liter. Kemudian di bulan-bulan berikutnya harga terus naik hingga mencapai Rp16.555,88 per liter pada Juni 2022.
Padahal kata Alvin, saat ini kondisi industri penerbangan nasional mulai bangkit setelah mulai ramainya trafik penerbangan nasional, namun sayangnya dengan adanya kenaikan harga avtur ini kembali mengajar industri penerbangan nasional.
"Sekarang ini sudah ada tanda tanda mau bangkit, tapi sekarang dihajar lagi dengan harga avtur yang sedemikian tinggi," kata Alvin.
Baca Juga: Minta Maskapai Tidak Seenaknya Ubah Jadwal Penerbangan Jemaah Haji, Menag: Saya Minta Sesuai Kontrak