Pakar: Tak Perlu Risau Potensi Resesi, Ekonomi Indonesia Sudah Menguat Pasca COVID-19

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 17 Juli 2022 | 08:33 WIB
Pakar: Tak Perlu Risau Potensi Resesi, Ekonomi Indonesia Sudah Menguat Pasca COVID-19
Pedagang mengeluhkan harga cabai dan bawang di pasar tradisional di Kota Makassar mengalami kenaikan [Suarasulsel.id/Lorensia Clara Tambing]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia masuk dalam 15 negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi versi Bloomberg. Meski demikian, menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran, potensi sangat kecil karena momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang kuat pasca pandemi COVID-19.

"Perlu untuk kita ketahui inflasi di negara-negara maju dan negara berkembang saat ini tidak semata-mata disebabkan oleh disrupsi global saja. Sebagian besar disebabkan oleh kebijakan internal negara masing-masing," kata dia.

Dalam wawancara bersama Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, ia mengatakan, inflasi global sudah terjadi sejak pandemi COVID-19 saat sejumlah negara mulai menyuntikkan stimulus guna menopang ekonomi mereka.

Sementara, penyebab kelangkaan komoditas menurutnya lebih disebabkan adanya kenaikan permintaan sementara supply chain masih terganggu sehingga harganya naik signifikan.

Baca Juga: Pinjaman Luar Negeri Indonesia Naik Tipis untuk Mendukung Proyek Strategis

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat masalah ini semakin sulit dibendung karena keduanya adalah eksportir besar dari sektor energi, gandum dan minyak biji matahari.

"Negara-negara eropa dan US sangat terdampak dengan kenaikan harga pangan dan energi ini sehingga tidak heran inflasi di sana begitu tinggi," kata dia.

Namun, hal tersebut cukup berbeda dengan Indonesia lantaran pemerintah tetap mempertahankan harga BBM subsidi meski harga minyak dunia telah naik.

"Walaupun kita merupakan pengimpor gandum namun dampaknya tidak secara langsung terasa pada harga-harga komoditas yang menggunakan bahan baku gandum seperti Mie instan dan roti," ujarnya.

Hingga Juni 2022, inflasi Indonesia sudah mencapai angka 4,35%, tertinggi dalam lima tahun belakangan. Meski demikian, menurutnya bukan disebabkan faktor global dan lebih pada ketersediaan pangan, terutama komoditas seperti cabaim telur dan bawang.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Undang Aktivis 98 ke Istana, Adian: Salah Satunya Bicarakan Resesi Global

"Selagi pemerintah menjaga pasokan pangan dan belum menaikkan harga BBM bersubsidi maka inflasi Indoensia masih akan cenderung aman," imbuhnya.

Ia berharap, pemerintah mengantisipasi arus modal keluar dari Indonesia yang berpotensi disebabkan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang naik sehingga nilai tukar rupiah melemah.

"Karena saat ini 60% bahan baku industri kita berasal dari impor," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI