Surutnya Pendanaan Batubara, Pemerintah Harus Evaluasi Total Perpanjangan Perusahaan PKP2B

Iwan Supriyatna Suara.Com
Sabtu, 16 Juli 2022 | 15:29 WIB
Surutnya Pendanaan Batubara, Pemerintah Harus Evaluasi Total Perpanjangan Perusahaan PKP2B
Dermaga batubara di Palembang, Sumsel [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kebijakan Standard Chartered juga menyatakan bahwa pada 2024, Standard Chartered hanya akan memberikan pinjaman kepada perusahaan batubara yang memperoleh kurang dari 80% pendapatannya dari batubara, yang secara alami mengecualikan Adaro karena memperoleh 96% pendapatan dari batubara pada 2021 tanpa rencana pengurangan.

Risiko transisi mendorong bank untuk meninggalkan batubara Aset batubara memiliki profil risiko tinggi. Risiko tersebut termasuk penurunan pasar batubara dalam jangka menengah dan panjang. Sebuah studi dari Australian National University (ANU) memprediksi ekspor batubara China akan menyusut 49% pada 2025 dari kebijakan dekarbonisasinya. Sebesar 45% ekspor batu bara Indonesia dibeli oleh China pada 2021.

“Industri batubara saat ini memang sedang dalam fase panen keuntungan karena harga komoditas yang sedang tinggi akibat pengaruh dinamika geopolitik global. Namun, nasib baik dan masa depan industri batubara diprediksi tidak mampu bertahan lama. Transisi energi global akan mengakibatkan industri batubara kehilangan pasar dan mengalami penurunan permintaan batubara. Perusahaan mana pun yang tidak membangun rencana strategi bisnis untuk keluar dari komoditas batubara akan tertinggal. Ada risiko besar sebab ini berarti hampir semua perusahaan batubara Indonesia akan tertinggal,” jelas Andri.

Direktur Eksekutif Asosiasi Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, pada Maret 2022 mengakui pembiayaan batubara memang semakin langka dan perusahaan tambang harus lebih mengandalkan modal internal untuk membiayai proyeknya. Bank harus menjaga reputasinya dengan tidak mendanai perusahaan perusak lingkungan Adaro telah menjadi sasaran kritik oleh para aktivis karena rekam jejak lingkungan dan sosialnya yang buruk.

Perusahaan batubara menggusur paksa warga desa Wonorejo untuk ekspansi pertambangannya. Desa Wonorejo terletak di Kalimantan Selatan dan dulunya merupakan rumah para transmigran dari Jawa. Investigasi oleh Project Multatuli mengonfirmasi bahwa desa ini sekarang kosong dan telah berubah menjadi kolam pengendapan batubara Adaro. Praktik-praktik semacam itu berisiko mencemari kebijakan perlindungan dan keberlanjutan sosial dan lingkungan bank.

“Aktivitas tambang Adaro telah menggusur warga Wonorejo di daerah tersebut. Warga di sini biasa diintimidasi aparat keamanan jika tidak mau menjual tanahnya. Fakta-fakta ini seharusnya mendorong pemerintah untuk mengaudit Adaro, mengevaluasi total praktik tambangnya, dan menuntut tanggung jawab lingkungannya. Kami mendorong semua pihak mengawal proses perpanjangan perizinan industri ekstraktif ini yang berdampak langsung ke masyarakat di tapak,” tegas Kisworo Dwi Cahyono, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan, Forum Lingkungan Hidup Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI