Suara.com - Bank Indonesia atau BI memperkirakan hingga minggu kedua Juli 2022 inflasi akan sebesar 0,59 persen. Hal ini berdasarkan Survei Pemantauan harga oleh kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, cabai merah dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi pada minggu kedua Juli ini dengan masing-masing andil sebesar 0,20 persen dan 0,13 persen.
"Selain itu, angkutan udara dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,07 persen, tomat sebesar 0,03 persen," ujar Erwin dalam keterangannya, Jumat (15/7/2022).
Erwin melanjutkan, inflasi tersebut juga disumbang oleh perkembangan harga daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, Bahan Bakar Rumah Tangga atau BBRT, tarif air minum PAM, dan rokok kretek filter yang masing-masing sebesar 0,01 persen.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Rp8,56 Triliun Keluar dari Indonesia pada Minggu Kedua Juli
Di sisi lain, tutur dia, BI mencatat justru minyak goreng menyumbang deflasi pada minggu kedua Juli ini dengan andil sebesar 0,04 persen.
"Kemudian, telur ayam ras.kangkung, sawi hijau, jeruk, bawang putih, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen," imbuh Erwin.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,61 persen, sementara untuk tahun kalender sudah mencapai 3,19 persen. Sehingga secara tahunan atau year on year (yoy) laju inflasi sudah mencapai 4,35 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa laju inflasi tahunan ini merupakan yang tertinggi sejak 5 tahun terakhir.
"Inflasi year on year 4,35 persen ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Juni 2017, di mana inflasi kita 4,37 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/7).
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi USD 406,3 Miliar Pada Mei 2022