Bank Sentral Rusia Tegaskan Hanya Dukung Rubel Digital, Big No untuk Stablecoin!

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 15 Juli 2022 | 15:30 WIB
Bank Sentral Rusia Tegaskan Hanya Dukung Rubel Digital, Big No untuk Stablecoin!
Ilustrasi Rusia. (Photo by Кирилл Жаркой on Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Sentral Rusia menegaskan mereka hanya akan mendukung rubel digital dan menolak gagasan stablecoin. Hal ini tidak lepas dari kasus Terra UST yang menyebabkan banyak pengusaha mapan bangkrut.

Kejatuhan nilai Terra UST yang memanfaatkan mekanisme algoritmik menurunkan kepercayaan pada aset tersebut. Hal ini juga menyebabkan efek domino ke industri, membuat perusahaan kripto seperti Three Arrows Capital (3AC) bangkrut, serta membuat situasi kian sulit bagi Celsius Network.

Melansir Blockchain media, kasus tersebut jadi alasan regulator di beberapa negara mulai melihat risiko besar di balik stablecoin yang dianggap tidak stabil dan berbahaya.

Laporan dari Cryptonews mengatakan, saat ini Bank Sentral Rusia menganggap stablecoin swasta memiliki risiko tinggi bagi ekonomi.

Baca Juga: Perjuangan Jalal Noory: Pengungsi Asal Afghanistan dan Pemimpin Tentara Ukraina

Hal tersebut mengacu pada kumpulan aset yang mendasarinya, yang menurut juru bicara tersebut bukanlah milik pemiliknya. Bank sentral lebih menyukai kehadiran rubel digital.

Namun, Bank Sentral Rusia sudah memiliki rencana sendiri yang berbeda dengan Departeman Kebijakan Keuangan Kementerian, yang justru melihat dampak positif dari hadirnya stablecoin.

Kepala Departemen Kebijakan terkait, Ivan Chebeskov nampak mendukung token stablecoin jika bisnis atau investor perlu membayar atau berinvestasi menggunakannya.

“Jika mereka membutuhkan alat baru seperti ini [stablecoin], kami akan selalu mendukung inisiatif tersebut. Ini adalah jalan yang benar untuk diambil jika kita ingin mengembangkan teknologi [baru],” ujar Chebeskov.

Sedangkan Bank Sentral menganggap nilai nominal dari jaminan yang digunakan pada stablecoin tidak dijamin dan tidak stabil seperti yang diklaim banyak kalangan.

Baca Juga: Diplomasi Jokowi Damaikan Ukraina Dan Rusia Dinilai Mulai Bawa Hasil, Ini Buktinya

“Satu-satunya bentuk legal tender di Rusia adalah rubel, dan rubel digital adalah alternatif yang lebih disukai daripada stablecoin pribadi,” ujar juru bicara bank sentral.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI