Jurang Ketimpangan Antara Si Kaya dan Miskin Makin Lebar di Indonesia

Jum'at, 15 Juli 2022 | 13:42 WIB
Jurang Ketimpangan Antara Si Kaya dan Miskin Makin Lebar di Indonesia
Warga beraktifitas di salah satu pemukiman padat penduduk di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ungkapan 'kaya makin kaya dan miskin makin miskin' tampaknya cocok dengan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) soal tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia per Maret 2022.

Berdasarkan data tersebut yang diumumkan, Jumat (15/7/202) terlihat bahwa tingkat ketimpangan atau gini ratio meningkat 0,003 poin menjadi 0,384 poin pada Maret 2022 dari sebelumnya 0,381 pada periode September 2021.

"Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan Gini Ratio adalah sebesar 0,384. Angka ini meningkat 0,003 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,381, namun tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021 yaitu sebesar 0,384," papar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/7/2022).

Margo menjelaskan Gini Ratio di perkotaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,403, naik dibanding Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,398 dan Gini Ratio Maret 2021 yang sebesar 0,401.

Baca Juga: Survei BPS: Dihantam Pandemi, Jumlah Penduduk Miskin Di Jakarta Bertambah Ribuan Orang

Gini Ratio di perdesaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,314; tidak berubah dari kondisi September 2021, namun turun jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021 yang sebesar 0,315.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah sebesar 18,06 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2022 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci berdasarkan daerah, di perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,07 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah. Sementara untuk perdesaan, angkanya tercatat sebesar 21,01 persen, yang juga berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI