Sri Mulyani Singgung Subsidi Indonesia: Negara Lain Bebankan Risiko ke Masyarakat

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 14:00 WIB
Sri Mulyani Singgung Subsidi Indonesia: Negara Lain Bebankan Risiko ke Masyarakat
Menkeu Sri Mulyani memberikan sambutan dalam Acara Sustainable Finance: Instrument and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia, Rabu (13/7/2022). [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui, Indonesia beruntung lantaran harga komoditas ekspor andalan meningkat di global, yang mengerek penerimaan negara meningkat drastis.

"Tapi anggaran kami menanggung beban subsidi yang sangat besar untuk bahan bakar," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 yang bertajuk "Sustainable Finance for Climate Transition Roundtable" di Bali (14/7/2022).

Negara lain yang tidak memiliki kemampuan subsidi, kata dia, membebankan risiko besar ke rakyat dan tidak heran inflasi melanda banyak negara hingga terancam resesi.

Sehingga, Sri Mulyani melihat tantangan dalam menangani inflasi adalah salah satu agenda yang paling penting untuk dibahas dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 pada 15-16 Juli 2022 di Jakarta.

Baca Juga: 4 Fakta Super App, Bakal Gantikan Ribuan Aplikasi Pemerintah yang Tak Efisien

Pertemuan para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ini merupakan yang ketiga kali sebelum pertemuan puncak G20 pada November 2022 mendatang di Bali, Indonesia.

Di tengah upaya pemulihan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19, dunia saat ini dihadapkan dengan masalah geopolitik konflik Rusia-Ukraina serta inflasi yang melonjak di beberapa negara.

Sri Mulyani berujar, Rusia adalah negara pemasok minyak mentah terbesar kedua di dunia sehingga ketika terjadi perang, harga minyak dunia langsung melonjak berkali-kali lipat dan menyebabkan krisis energi.

Hal seruoa juga berlaku bagi Ukraina yang tidak kalah penting dalam perdagangan dunia karena merupakan salah satu pemasok gandum terbesar di dunia.

"Jadi paling terlihat dampaknya pada krisis energi dan makanan," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Hitung-hitungan Menkeu Sri Mulyani Soal Anggaran Subsidi Energi Tahun Depan

Perang tersebut, kata dia, juga mengakibatkan kenaikan harga komoditas internasional, seperti batu bara, bauksit, nikel, hingga minyak kelapa sawit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI