INDEF: Pemerintah Harus Ganti Vaksin Impor dengan Buatan Indonesia Jika Lolos Uji

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 09:27 WIB
INDEF: Pemerintah Harus Ganti Vaksin Impor dengan Buatan Indonesia Jika Lolos Uji
Ilustrasi Peneliti Vaksin Indonesia (DW Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah diminta memprioritaskan vaksin buatan dalam negeri jika hasil uji klinis fase ketiga buatan Bio Farma telah memenuhi syarat dari BPOM.

“Jika produksi mencukupi dan faktor kesesuaian dengan jenis-jenis vaksinasi sebelumnya sudah memenuhi syarat maka seharusnya impor vaksin diganti dengan vaksin dalam negeri,” kata Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto.

Selain itu, cakupan vaksin booster (penguat) masyarakat yang masih rendah dinilai tidak terlalu mengganggu terhadap pemulihan ekonomi.

“Persyaratan booster tersebut diperlukan seiring peningkatan kasus positif COVID-19. Nah, karena pemulihan ekonomi penting, namun menjadi terkendalinya pandemi lebih penting sebagai prasyarat pemulihan ekonomi, sehingga menurut saya tidak akan terlalu mengganggu,” katanya.

Baca Juga: Mengenal COVID-19 Varian BA.5 dari Keluarga Omicron, Cepat Menyebar Tapi Tidak Parah

Eko juga mengatakan, saat ini ancaman risiko ekonomi dari sisi harga energi dan pangan lebih tinggi jika dibandingkan dengan risiko kesehatan.

“Meskipun vaksin booster ini bisa berjalan baik, pemerintah masih punya tugas untuk mengendalikan dampak harga energi dan pangan yang cenderung naik,” ucapnya, dikutip dari Antara.

Selain itu Eko menambahkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah seharusnya berakhir di tahun ini, dan tahun depan kembali ke disiplin fiskal defisit APBN lebih kecil dari 3 persen PDB.

“Sehingga jika melihat arah subsidi ke depan sepertinya pada sektor energi, bantuan langsung tetap akan dilakukan. Hanya saja pada bentuk-bentuk insentif untuk dunia usaha di beberapa sektor yang sempat direlaksasi akan dikurangi atau dinormalkan kembali seperti sebelum pandemi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan setelah uji klinis fase tiga dan mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA oleh BPOM pada akhir Juli tahun ini maka vaksin tersebut akan digunakan untuk vaksin penguat dewasa dan vaksin anak.

Baca Juga: WNI ke Luar Negeri Wajib Vaksinasi Booster, Masuk Indonesia Minimal Vaksin Dosis Kedua

Honesti juga menjelaskan vaksin COVID-19 BUMN merupakan wujud dari kemandirian bangsa Indonesia saat pandemi, hal ini menjadi tonggak pencapaian karya anak bangsa sekaligus membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat vaksin dari hulu ke hilir secara mandiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI