Suara.com - Harga emas dunia rebound dari level terendah satu tahun pada perdagangan hari Rabu, karena dolar AS mundur setelah reli di awal sesi.
Mengutip CNBC, Kamis (14/7/2022) harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD1.739,49 per ounce, bangkit dari level terendah sejak Agustus 2021 di USD1.707,09 setelah data Amerika mendorong dolar ke puncak multi-dekade yang baru.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,6 persen menjadi USD1.735,5 per ounce.
Indeks harga konsumen (IHK) AS meningkat pada Juni, memperkuat kasus bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin akhir bulan ini.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Makin Anjlok, Dekati Level Terendahnya Dalam 9 Bulan Terakhir
Dolar kemudian menyerahkan keuntungan, meningkatkan selera untuk emas di antara pembeli luar negeri. Imbal hasil US Treasury juga tergelincir.
Data IHK itu mendorong gagasan bahwa The Fed lebih mungkin untuk menaikkan suku bunga secara agresif dan bakal mempertahankannya lebih lama, mendorong penurunan emas di awal sesi, kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities.
Pelemahan imbal hasil dan dolar yang mengikutinya dapat membantu emas, dengan investor yang mengambil short position karena emas bergerak ke level terendah USD1.700 sekarang menutupinya, Melek menambahkan.
Meski emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga mendorong investor menjauh dari bullion karena meningkatkan opportunity cost memegang aset tanpa imbal hasil itu.
Prospek kenaikan suku bunga yang curam masih cenderung mengikat emas, kata para analis, bahkan ketika kekhawatiran ekonomi berlanjut.
Baca Juga: Kilau Emas Redup Lagi, Kini Dekati Level Terendah Dalam 9 Bulan
Sementara itu harga logam lainnya perak di pasar spot melonjak 1,8 persen menjadi USD19,23 per ounce, platinum melesat 1,1 persen menjadi USD855,31, sementara paladium anjlok 2,2 persen menjadi USD1.982,84.