Suara.com - PT Jababeka Tbk melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Jababeka Infrastruktur dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang pengembangan sumber daya manusia industri terkait industri 4.0, dimana perjanjian tersebut menjadi dasar bagi para pihak dalam rangka akselerasi transformasi industri 4.0.
“Saya sangat senang dan bahagia karena baru 8 bulan PIDI (Pusat Inovasi Digital Industri Indonesia) 4.0 beroperasi, kita sudah punya 29 mitra industri dan universitas. Saya harapkan semua mitra PIDI 4.0 dapat berkontribusi untuk Making Indonesia 4.0 dan saya menunggu kegiatan Hackathon (kegiatan pengembangan proyek software dan hardware) yang akan diselenggarakan Jababeka dengan PIDI 4.0,” urai Arus Gunawan selaku Kepala BPSDMI.
Pendatanganan perjanjian ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam kegiatan yang diadakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia di Bali yang dihadiri oleh perusahaan – perusahaan yang tergabung dalam Ekosistem PIDI 4.0, di antaranya PT Telekomunikasi Selular, PT Schneider Indonesia, PT Ericsson Indonesia, dan lain - lain.
Adapun agenda utama dalam kegiatan di Bali ini adalah evaluasi program dan kegiatan tahun 2022 terhadap seluruh Ekosistem PIDI 4.0.
Baca Juga: Jababeka Ungkap Progres TOD City Jababeka
“Acara ini kami adakan di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar agar para mitra bisa melihat dan terpacu untuk memberikan ide-ide kerjasama terkait dengan pengembangan Satelit PIDI 4.0 di Bali. BDI Denpasar memiliki fokus pada pengembangan SDM Industri di bidang animasi dan digital content," urai Wisnu selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Sekedar informasi, PT Jababeka Infrastruktur merupakan satu – satunya perusahaan kawasan industri yang diundang dalam kegiatan tersebut.
PT Jababeka Infrastruktur melalui Fablab Jababeka selaku Satelit PIDI 4.0 ini memiliki peranan yang penting, yaitu agar dapat melakukan kolaborasi dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk mengembangkan sumber daya manusia industri dan melakukan transformasi industri 4.0 di Indonesia.
Fablab Jababeka adalah salah satu fasilitas yang berada di Kawasan Industri Jababeka, ditujukan sebagai pusat inovasi, pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk terkait implementasi Industri 4.0 serta merupakan wujud nyata dari komitmen PT Jababeka Tbk guna mendukung program pemerintah Making Indonesia 4.0 dan secara khusus untuk melakukan percepatan industri 4.0 di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang.
Fablab Jababeka telah dikembangkan sesuai dengan tujuan PIDI 4.0 yang mencakup lima pilar, yaitu showcase, capability, delivery, engineering & AI, dan ecosystem.
Perlu diketahui bahwa sampai dengan sejauh ini PT Jababeka Infrastruktur merupakan satu – satunya mitra badan usaha swasta yang ditunjuk sebagai Satelit PIDI 4.0.
Dalam kesempatan ini, PT Jababeka Infrastruktur diwakili oleh Agung Wicaksono selaku Managing Director menandatangani perjanjian tersebut dan sekaligus melakukan pemaparan materi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini sebagai langkah awal implementasi perjanjian, yaitu Hackathon melalui kerja sama dengan PT Bisa Artifisial Indonesia.
Baca Juga: Jababeka Berikan Pelatihan dan Perlengkapan Budidaya Maggot BSF Gratis
“Kegiatan Hackathon ini sejalan dengan salah satu dari 10 prioritas nasional making indonesia 4.0, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia.”, urai Agung.
Dalam kegiatan Hackathon tersebut, setiap tim peserta harus menyampaikan proposal yang berisikan suatu ide atas solusi terhadap suatu permasalahan nyata yang sedang dihadapi oleh perusahaan - perusahaan manufaktur yang beroperasi di Kawasan Industri Jababeka.
Seluruh ide dari tim peserta akan diseleksi sehingga hanya akan terpilih 5 – 10 proposal ide terbaik dan bagi tim peserta yang produknya telah mendapatkan traction akan diberikan dukungan berupa pendirian badan usaha berbentuk perseroan terbatas (PT), pengurusan hak kekayaan intelektual, dan memiliki peluang untuk mendapatkan pendanaan dari venture capital.
Hasil dari kegiatan Hackathon ini akan diimplementasikan pada sektor industri sehingga dapat memberikan dampak yang nyata terhadap making Indonesia 4.0.