Suara.com - Nama Ibnu Khajar di yayasan penggalangan dana amal Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengemuka setelah dirinya ditunjuk menggantikan Ahyudin.
Total kekayaan Ibnu Khajar ACT pun disorot karena posisinya kini sebagai presiden yayasan diisukan bergaji Rp250 juta. Gaji tersebut memang terbilang fantastis untuk sebuah lembaga amal. Ditambah lagi, fasilitas mobil mewah yang disebut akan diterima oleh posisi presiden.
Sebelumnya Ahyudin yang telah menjabat posisi presiden selama 17 tahun memutuskan meninggalkan jabatannya lantaran kisruh keuangan organisasi.
Namun, Ibnu Khajar membantah dirinya secara sengaja mengkudeta Ahyudin. Kisruh keuangan ini juga berbarengan dengan berita dugaan penyalahgunaan dana umat ACT untuk kepentingan pribadi petingginya.
Baca Juga: Kronologi dan Peran ACT yang Diduga Selewengkan Dana Korban Lion Air JT-610
Mengutip sejumlah sumber, daftar gaji petinggi ACT pada level pendiri adalah Rp250 juta per bulan. Di bawahnya, pada level Senior Vice President Rp200.000.000, Vice President Rp 80.000.000, dan Direktur Eksekutif Rp 50.000.000.
Selain itu, mereka memperoleh kendaraan dinas kelas atas seperti Toyota Alphard, Honda CR-V, dan Pajero Sport. Gaji ini bersumber dari sumbangan dana umat yang setiap tahun mencapai lebih dari Rp500 miliar.
Kendati demikian, Ibnu Khajar tak pernah mengkonfirmasi kekayaannya. Dia membantah menerima gaji Rp250 juta dan segenap fasilitas mewah lainnya. Namun, Ibnu Khajar bukanlah wajah baru di dunia organisasi kerelawanan.
Dia bergabung dengan ACT sejak 2011 silam dengan jabatan Vice President, sebuah jabatan yang sangat strategis di awal karier perusahaan baru.
Jabatan itu juga membuatnya lebih leluasa bergabung dengan Global Qurban pada 2012 – 2017 dan Global Wakaf Corporation sejak 2017 – sekarang. Dua organisasi itu berada di bawah naungan ACT Foundation meskipun tidak diketahui ada tidaknya profit yang diperoleh oleh Ibnu Khajar.
Baca Juga: Cabut Izin ACT hingga Ponpes, Ini 2 Keputusan Muhadjir Effendy Selama Jadi Menteri Ad Interim
Ibnu Khajar baru 12 tahun berkarier di ACT. Namun, dia bukan orang baru di dunia kesukarelawanan. Dia banyak aktif di dunia sukarelawan sehingga memiliki banyak kawan dan relasi yang relevan.
Ibnu kemudian mengawali karier profesional sebagai Community Development Consultant. Padahal sebelumnya laki-laki asal Tegal, Jawa Tengah ini mengenyam pendidikan formal di jurusan Teknologi Informasi Binus University.
Di laman profil profesional Linkedin, Ibnu mencantumkan beberapa keahlian yakni pesantren entrepreuneur, community developmnet consultant, CSR implementation partner, dan leadership & motivation trainer.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni