Rupiah Keok Lagi, Kini Semakin Dekati Level Rp15.000 per Dolar AS

Selasa, 12 Juli 2022 | 19:08 WIB
Rupiah Keok Lagi, Kini Semakin Dekati Level Rp15.000 per Dolar AS
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada penutupan perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah. Mata uang Garuda kembali keok hingga mendekati level Rp15.000.

Mengutip data Bloomberg, mata uang Rupiah menutup perdagangan melemah 0,13 persen atau 20 poin ke Rp14.995 per dolar AS. Sementara itu, indeks Dolar AS menguat ke level 107,60 terhadap mata uang lainnya.

Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar Rupiah pada level Rp14.993 per Dolar AS. Sementara pada kemarin Senin (11/7/2022), nilai tukar Rupiah ditutup Rp14.969.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengemukakan, menguatnya dolar terhadap mata uang lainnya pada Senin, penyebabnya karena kekhawatiran pertumbuhan global membantu safe-haven Dolar naik lebih luas. Sedangkan, patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun stabil di dekat level tertinggi lebih dari satu minggu sesi sebelumnya.

Baca Juga: Dolar AS Naik ke Level Tertinggi Baru Selama Dua Dekade, Euro Jatuh ke Posisi Terendah dalam 20 Tahun

Selain itu, juga didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan tinggi dibandingkan negara maju lainnya.

"The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli. Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuannya akan naik menjadi 3,50 persen pada bulan Maret, dari 1,58 persen saat ini," ujarnya dalam keterangan resmi.

Dari dalam negeri, pelemahan Rupiah didorong oleh kondisi global yang tak menentu dan bisa membawa kebangkrutan suatu negara akibat tumpukan utang.

Meski saat ini, posisi utang Indonesia masih di bawah ambang batas sesuai Undang-Undang (UU), namun nominalnya naik signifikan.

Lantaran itu, ia berharap pemerintah mencari solusi untuk mengurangi posisi utang Indonesia guna menghindari kebangkrutan layaknya Sri Lanka.

Baca Juga: Dolar Meroket ke Level Tertinggi Baru Kurun Dua Dekade, Harga Emas Jatuh

"Ini harus dipandang secara hati-hati. Utang Indonesia semakin meningkat tajam, penerimaan juga belum optimal, inflasi semakin naik, ini bisa menjadikan boomerang bagi Indonesia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI