Sayang, kemarahan rakyat lebih dulu tersulut sebelum penyelesaian krisis selesai. Kini presiden dan perdana menteri tidak bisa lagi duduk di kursi kepemimpinan seletah didemo habis-habisan.
Ekonomi Sri Lanka berada di bawah beban utang yang besar, hilangnya pendapatan pariwisata dan dampak lain dari pandemi Covid-19, serta melonjaknya biaya untuk komoditas.
Hampir tidak ada uang untuk mengimpor bensin, susu, gas, dan kertas toilet. Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar impor karena utang besar. Di sisi lain, presiden dan beberapa anggota keluarganya yang membentuk oligarki pemerintahan tetap hidup mewah.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni