Rupiah Bergerak Lambat, Eksportir Tambang Paling Diuntungkan

Siswanto Suara.Com
Selasa, 12 Juli 2022 | 16:13 WIB
Rupiah Bergerak Lambat, Eksportir Tambang Paling Diuntungkan
Ilustrasi rupiah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menilai dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga, sudah berdampak pada nilai tukar rupiah.

Namun, kata dia, tekanan rupiah tersebut tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.

“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran USD 300/ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” kata Juan dalam paparan media secara daring, Selasa (12/7/2022).

Pada penutupan perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat  ditutup melemah.

Baca Juga: BI Mulai Dalami Rencana Penerbitan Uang Rupiah Digital

Melansir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, tercatat nilai tukar Rupiah di level Rp14.993 per dolar AS. Pada kemarin (11/7) nilai tukar rupiah ditutup Rp14.969.

Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan hari Selasa ini parkir di zona merah.

Mengutip data RTI, IHSG melemah ditutup melemah tipis 0,06 persen atau melemah 3,8 basis point di level 6.718.

IHSG bergerak variatif dari batas atas di level 6.745 hingga batas bawah pada level 6.708 setelah dibuka pada level 6.732.

Terpantau investor melakukan transaksi sebesar Rp9,36 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,66 miliar saham.

Baca Juga: 4 Tahun Rakit Sangkar Burung, Warga Jembrana Ini Raup Jutaan Rupiah Per Bulan

Pada penutupan kali ini, 273 saham menguat 220 terkoreksi, dan 198 saham stagnan. Terpantau, enam dari sebelas indeks sektoral melemah, dipimpin oleh sektor kesehatan sebesar 0,58 persen.

REKOMENDASI

TERKINI