Bersama 4 Negara Lain, Indonesia Kucurkan Dana untuk Bantu Negara Berpenghasilan Rendah Atasi Pandemi

Selasa, 12 Juli 2022 | 13:15 WIB
Bersama 4 Negara Lain, Indonesia Kucurkan Dana untuk Bantu Negara Berpenghasilan Rendah Atasi Pandemi
G20 World Bank 2022. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia menjadi salah satu negara yang mengucurkan Dana Perantara Keuangan (FIF) untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons (PPR) pandemi Covid-19. Indonesia berkomitmen memberikan kontribusi sebesar 50 juta Dolar AS.

"Saya percaya bahwa secara bersama-sama, kita akan memiliki hasil konkret di bulan Oktober, yakni termasuk peluncuran FIF dan mengkoordinasikan kolaborasi platform," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Ia bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengepalai Pertemuan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 (JFHMM) Pertama menyampaikan komitmen kontribusi dari 5 negara dan 1 lembaga internasional untuk PPR. Pengelolaan dana ini berada di bawah pengawasan Bank Dunia dan panduan teknis WHO.

Selain Bank Dunia dan WHO, organisasi pembangunan, badan-badan PBB, dan bank pembangunan multilateral lainnya diharapkan bergabung dalam FIF. 

Baca Juga: Indonesia Ajak Negara G20 Pikirkan Solusi Dampak Konflik Antar Negara

Budi Gunadi menegaskan, sejak awal pembentukannya, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah mendiskusikan lebih lanjut tentang FIF, yang sebelumnya sudah dikenalkan pada 2021, saat kepemimpinan Italia dalam Presidensi G20.

Dana yang terkumpul sekitar 1,2 miliar Dolar AS, merupakan kontribusi dari lima negara dan satu organisasi internasional. Indonesia berkomitmen memberikan kontribusi sebesar 50 juta Dolar AS, Singapura 10 juta Dolar AS, Amerika Serikat 450 juta Dolar AS, Uni Eropa 450 juta Dolar AS, Jerman 52,7 juta Dolar AS, dan Wellcome Trust 12,3 juta dolar AS.

Tujuan FIF adalah memberikan bantuan pendanaan untuk menutup jurang PPR pandemi sekaligus meningkatkan kapasitas negara-negara di bidang surveilans kesehatan, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, manajemen dan komunikasi kegawat daruratan, serta keterlibatan komunitas.

FIF juga bisa membantu memperkuat kapasitas ketahanan kesehatan secara regional maupun global, dengan cara memperkuat fasilitas berbagai data, penyelarasan peraturan, hingga pengembangan, pembelian, distribusi, dan penyaluran alat dan bantuan kesehatan.

Sri Mulyani menyebut, dana ini akan bersifat inklusif dan bisa diakses oleh negara dengan penghasilan rendah dan menengah. FIF diharapkan bisa diluncurkan pada musim gugur 2022.

Baca Juga: Tim Kerja Sherpa G20 Fokus Peningkatan SDM Bidang Pariwisata

Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan tambahan sumber daya dan insentif bagi negara-negara untuk PPR pandemi, memperkuat kerja sama dengan para mitra, serta berguna sebagai platform untuk advokasi.
Keberhasilan Indonesia sebagai pemimpin Presidensi G20 mengumpulkan komitmen kontribusi lebih dari 1,2 Juta USD mendapat tanggapan positif dari Presiden Bank Dunia, David Malpass.

"Bank Dunia adalah penyumbang dana terbesar untuk PPR pandemi yang aktif beroperasi di lebih dari 100 negara berkembang untuk memperkuat sistem kesehatan mereka," ungkap Malpass.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO akan memainkan peran penting dalam FIF dan berkolaborasi erat dengan Bank Dunia.

"Akses terhadap pembiayaan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi sangat penting. Kehadiran dana perantara keuangan diharapkan bisa menjadi respons darurat kesehatan," tuturnya.

Dalam pertemuan ini juga disetujui adanya verifikasi internasional terkait sertifikat vaksin Covid-19 dan protokol kesehatan untuk mempermudah mobilitas. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI