Suara.com - Produk investasi Structured Warrant atau Waran Terstruktur yang akan diluncurkan di Bursa Efek Indonesia pada semester kedua tahun ini mendapat sambutan positif dari kalangan investor ritel, khususnya investor yang ingin menambah opsi strategi dalam berinvestasi.
“Tentu saya menyambut positif adanya Waran Terstruktur, karena ini menambah opsi strategi yang dapat digunakan investor di tengah dinamika market,” ujar Founder Investorsaham.id Thomas William Simardjo, Selasa (12/7/2022).
Menurut Thomas, Waran Terstruktur memiliki sejumlah kelebihan yang membuat investor bisa lebih fleksibel dalam menyikapi dinamika pasar. Sebagai contoh, kata dia, ketika market sedang bearish, investor dapat mengamankan floating loss agar tidak membesar dengan teknik hedging.
“Ketika market bullish, saya bisa membeli call warrant, sehingga berpotensi mendapatkan keuntungan saat harga saham naik. Dan pada saat exercise akan otomatis mendapatkan keuntungan, karena harga sahamnya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga tebus (exercise price) saya,” kata dia.
Baca Juga: Sempat Menguat, IHSG Langsung Loyo Sesaat Setelah Pembukaan Hari Ini (11/7)
Thomas menerangkan ada beberapa kondisi tertentu yang dapat membuat dirinya sebagai investor ritel tertarik menggunakan produk Waran Terstruktur, salah satunya ketika suatu saham sedang mendapatkan sentimen yang baik.
“Ketika saya mendapati suatu saham lagi mendapatkan sentimen sangat baik dan saya yakin harga saham itu diapresiasi, maka saya bisa buy call warrant. Sehingga jika benar saham itu naik tinggi, maka saya bisa exercise call warrant saya pada saat jatuh tempo atau menjualnya di pasar sekunder dan mendapatkan capital gain. Jika ternyata turun dalam maka saya hanya kehilangan uang sejumlah total call warrant (premi) saya dimana nilai call warrant jauh lebih rendah dari harga saham aslinya,” kata dia.
Kendati demikian, Thomas mengingatkan kepada investor lainnya bahwa produk Waran Terstruktur ini juga mengandung risiko jika investor pemula menggunakan instrumen ini secara tidak bijak. Untuk itu, ia berharap pihak BEI untuk terus gencar memberikan edukasi mengenai produk Waran Terstruktur beserta risiko dan strategi investasinya.
“Karena jika tidak ada edukasi, maka akan banyak influencer saham di luar sana yang bisa menyalahgunakan influence mereka kepada para follower-nya. Waran Terstruktur memiliki tingkat risiko yang lebih besar dari saham jika orang yang menggunakannya tidak paham,” kata dia.
Baca Juga: Jadi Bos Baru BEI, Iman Rachman Janji Kerek Kapitalisasi Bursa Hingga Rp 13,5 Triliun