"Dan Jababeka bisa support salah satunya dengan menyediakan lahan untuk station," ungkap Agung.
Ia menambahkan bahwa “strategi kolaborasi” tersebut applicable dalam membangun MRT Fase III. Hal itu karena jika menggunakan pendekatan seperti pada MRT fase I akan memakan waktu lama, mengingat panjangnya lintasan dan beragamnya pihak pemerintah yang terlibat, baik pusat maupun daerah yang melintasi 3 provinsi dari Banten ke DKI Jakarta hingga Jawa Barat. Oleh karena itu, kata Agung, perlu melakukan pendekatan lain yang inovatif dan sinergis dalam pembangunan MRT Fase III.
"Jika bicara tentang MRT, itu semua tentang inovasi. Dan sinergi (antara sektor publik dan swasta) itu pun sudah mulai terwujud dengan MoU antara PT Jababeka Tbk dengan MRT Jakarta dan PT Jasa Sarana terkait pembangunan MRT fase III di bulan Maret lalu, yang merupakan langkah awal yang baik," terang Agung.
Adapun sesi tersebut dihadiri oleh Merry Morfosa selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Kota-Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) Provinsi DKI Jakarta, Iwan Kurniawan selaku Kepala Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan Annisa Danu Purwanti selaku sub koordinator Pelayanan II Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, dan ditutup langsung oleh Farchad Mahfud selaku Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai penyelenggara TOD Forum ini.