Cabai Dan Bawang Masih Mahal, Pedagang Pasar: Kemendag Gagal Stabilkan Harga Pangan Saat Idul Adha

Selasa, 12 Juli 2022 | 07:05 WIB
Cabai Dan Bawang Masih Mahal, Pedagang Pasar: Kemendag Gagal Stabilkan Harga Pangan Saat Idul Adha
Ilustrasi cabai rawit merah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat (17/12/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai bahwa Kementrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian gagal menjaga stabilitas pangan di hari Raya Idul Adha. Pasalnya, harga-harga pangan masih tinggi saat perayaan Idul Adha.

Ketua Umum DPP Ikappi, Abdullah Mansuri mengungkapkan, hampir satu bulan cabai rawit dan beberapa jenis cabai harganya masih tinggi.

Cabai rawit merah tembus di angka Rp 115.000 bahkan sudah tembus Rp 130.000/kg, termasuk bawang merah tembus di angka Rp 70.000 sampai bahkan ada yang menjual Rp 75.000/kg.

"Ini bukti bahwa tidak ada upaya kongkrit dari pemerintah dalam hal ini Kementrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian dalam menjaga stabilitas pangan menjelang dan sesudah Idul Adha," ujar Abdullah dalam keterangannya, Selasa (12/7/2022).

Baca Juga: Update Harga Pangan di Sumsel Saat Idul Adha: Cabai Rp160.000 Per Kilogram, Daging Sapi Rp150.000 Per Kilogram

Menurut dia, dua komoditas ini memang tidak mendapatkan sentuhan maksimal dari dua kementerian tersebut. Kenaikan dua komoditas tersebut sudah terjadi hampir satu bulan penuh, dan diingatkan untuk menjaga stabilitasnya beberapa bulan lalu.

"IKAPPI meminta kepada Kementerian Perdagangan dan Pertanian untuk kembali menjaga pasokan paskah Idul Adha," imbuh dia.

Beberapa komoditas lain yang cukup rawan antara lain tomat, kentang, sayur mayur, ayam dan beberapa komoditas lain juga dipantau mengalami kenaikan, Komoditas pangan ini serasa tidak mendapat sentuhan dan tidak terjaga oleh kementrrian terkait

"Maka Ikatan Pedagang Pasar Indonesia meminta ke semua pihak untuk fokus pada beberapa komoditas pangan yang kami sebut , tidak hanya minyak goreng yang di urus tetapi komuditas lain juga harus mendapatkan perhatian khusus, banyak konsumen dan pedagang menjerit karena harganya yang terlalu tinggi," imbuh Abdullah.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi: Bukan Jaminan Harga Kebutuhan Pokok Bakal Turun Usai Idul Adha

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI