Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengemukakan, transaksi digital akan terus meningkat pada tahun ini. Dia memprediksi, transaksi e-commerce bisa mencapai Rp536 triliun pada tahun ini atau naik 31%.
Begitu juga, transaksi uang elektronik juga diperkirakan mencapai Rp360 triliun atau naik 18%.
"Apalagi perbankan digital. Kemajuan yg lain kita bisa lihat ada elektronifikasi bansos, elektronifikasi transaksi keuangan daerah, demikian juga kolaborasi to get things done," ujar Perry dalam alam rangkaian presidensi G20, Senin (11/7/2022).
Dia menyebut, BI telah memfasilitasi dengan berbagai kebijakan untuk mendukung transaksi digital. Menurut dia, BI telah meluncurkan blue print digitalisasi sistem pembayaran Indonesia.
Baca Juga: Ternyata Lelaki Indonesia Gemar Belanja Online
"Dalam lima tahun, kita coba mendigitalisasikan sistem pembayaran. Karena tidak ada transaksi ekonomi dan keuangan yang tidak menggunakan sistem pembayaran," ucap dia.
Perry menuturkan, blue print tersebut membuat pelaku usaha berubah menjadi digital, dengan menyediakan transaksi pembayaran serta aplikasi-aplikasi sistem pembayaran terkini.
Dia mencatat, sebanyak 18,7 juta pedagang telah menyediakan transaksi pembayaran menggunakan kode QR atau QRIS. Dari angka itu 80-90% merupakan pelaku UMKM>
"Tahun ini Insha Allah sampai 30 juta. Semoga disusul dengan seluruh 64 juta UMKM didigitalkan," kata Perry.
Dia menambahkan, BI juga telah mendukung percepatan transaksi dengan layanan BI-FAST, di mana biaya transfer antar bank hanya dikenakan biaya Rp2.500/transaksi.
Baca Juga: YLKI: Penjual Asing di E-Commerce Harus Berbadan Hukum Indonesia
"Berbagai upaya kami dengan industri juga melakukan elektronifikasi bansos, transaksi keuangan dan daerah dan insyaallah dengan ASEAN. Kita sepakat dengan ASEAN 5 untuk cross border QRIS kerja sama 5 negara fast payment dan juga LCS," ujarnya.