Harga Minyak Dunia Merangkak Naik Usai Jatuh Lebih Dari 4 Persen Pekan Lalu

Senin, 11 Juli 2022 | 08:37 WIB
Harga Minyak Dunia Merangkak Naik Usai Jatuh Lebih Dari 4 Persen Pekan Lalu
Ilustrasi harga minyak dunia meningkat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak sedikit mengurangi kerugian dengan naik sekitar 2 persen pada perdagangan akhir pekan lalu, meski masih berada pada level penurunan mingguan.

Hal ini terjadi karena investor khawatir tentang potensi penurunan permintaan yang didorong oleh resesi bahkan ketika pasokan bahan bakar global tetap ketat.

Mengutip CNBC, Senin (11/7/2022) harga minyak mentah berjangka Brent naik USD2,37 atau 2,3 persen menjadi USD107,02 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD2,06 atau 2 persen menetap di USD104,79 per barel.

Baca Juga: Pastikan Harga Migor Curah Di Rp 14.000/Liter, Wamendag: Kami Terus Pantau Pasar

Kedua benchmark diperdagangkan di wilayah negatif dan kemudian rebound dari posisi sesi terendah.

Brent membukukan penurunan mingguan sekitar 4,1 persen dan WTI kerugian 3,4 persen, menyusul penurunan bulanan pertama sejak November. Harga jatuh pada hari Selasa, ketika Brent terkoreksi USD10,73 yang adalah penurunan harian terbesar ketiga sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1988.

Sementara itu bank-bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, memicu kekhawatiran bahwa kenaikan biaya pinjaman dapat menghambat pertumbuhan. Sementara pengujian massal covid-19 di Shanghai minggu ini menyebabkan kekhawatiran tentang potensi penguncian yang juga dapat menekan permintaan minyak.

Sedangkan data non-farm payrolls AS menunjukkan lebih banyak pekerjaan dari perkiraan pada bulan Juni, tanda kekuatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus yang memberikan amunisi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi bulan ini.

"Pasar minyak melihat laporan pekerjaan sebagai pedang bermata dua," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Bangkit SetelahAnjlok Cukup Dalam

"Jumlah pekerjaan positif dari perspektif permintaan. Di sisi bearish, pasar khawatir bahwa jika pasar tenaga kerja kuat, The Fed dapat lebih agresif dengan menaikkan suku bunga." Tambahn Phil.

Harga minyak melonjak selama paruh pertama 2022. Brent mendekati rekor tertinggi USD147 setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari, menambah kekhawatiran pasokan.

"Kekhawatiran ekonomi mungkin telah mengguncang harga minyak minggu ini, tetapi pasar masih memberikan sinyal bullish. Ini karena keterbatasan pasokan lebih cenderung meningkat dari titik ini daripada mereda," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Larangan Barat terhadap ekspor minyak Rusia telah mendukung harga dan memicu pengalihan arus sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya berjuang untuk memenuhi janji peningkatan produksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI