Apa Itu Abenomics? Salah Satu Warisan Shinzo Abe Bagi Rakyat Jepang

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 09 Juli 2022 | 15:33 WIB
Apa Itu Abenomics? Salah Satu Warisan Shinzo Abe Bagi Rakyat Jepang
Ilustrasi apa itu Abenomics? Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberikan konfrensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri, Tokyo, Jepang, Jumat (28/8). [Franck ROBICHON / POOL / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian Shinzo Abe usai mengalami penembakan pada Jumat (8/7/2022) lalu menyisakan duka mendalam bagi rakyat Jepang. Pasalnya, eks Perdana Menteri (PM) Jepang tersebut digadang-gadang telah banyak memberikan kontribusi dalam pembaharuan negara di abad ke-21, khususnya di bidang perekonomian yang bernama Abenomics.

Adapun warisan yang ditinggalkan usai Shinzo Abe meninggal dunia adalah sebuah kebijakan bertajuk Abenomics.

Apa itu Abenomics?

Berikut penjelasan salah satu kebijakan Shinzo Abe yang mutakhir tersebut.

Baca Juga: Jokowi Akan Ke Jepang Akhir Juli 2022, Sampaikan Belasungkawa Meninggalnya Shinzo Abe

Pengertian Abenomics

Menurut kamus Finnancial Times, Abenomics merujuk pada deretan kebijakan ekonomi yang dicanangkan Shinzo Abe ketika dirinya menjabat.

Istilah tersebut diambil dari nama keluarga eks PM tersebut yakni Abe dan diberi imbuhan -nomics yang diambil dari kata economics.

Sederet kebijakan dalam Abenomics

Beberapa kebijakan dalam Abenomics salah satunya adalah ekspansi ekonomi nasional Jepang yang kala itu masih terbelenggu resesi ekonomi. 

Baca Juga: Siapa Pelaku Penembak Shinzo Abe? Ini Sosok Eks Marinir Berdarah Dingin

Mengutip artikel ilmiah The Political Economy of the Abe Government and Abenomics Reforms, Eks PM Abe pada beberapa tahun awal masa jabatannya menerapkan beberapa kebijakan ekonomi ekspansif seperti quantitative easing.

Adapun kebijakan quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif berarti ketika bank sentral sebagai lembaga keuangan negara membeli aset-aset dari bank dan lembaga swasta lainnya untuk meningkatkan nilai moneter negara.

Secara agresif, Bank of Japan sebagai bank sentral Jepang memberikan kelonggaran moneter sehingga nilai investasi bisa lebih menggiur para investor, dibarengi dengan pelemahan nilai Yen.

Langkah Abe tersebut juga telah merangsang perusahaan dalam negeri yang mengandalkan ekspor, sehingga dapat mempermudah perluasan pasar ke dunia internasional.

Tidak berhenti di situ, melalui kebijakannya, Abe secara masif melakukan penambahan anggaran untuk infrastruktur-infrastruktur publik guna mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang.

Perbedaan kondisi ekonomi Jepang sebelum dan sesudah hadirnya Abenomics

Shinzo Abe menjabat sebagai PM ketika negara tersebut perlahan keluar dari sebuah resesi ekonomi yang dijuluki 'Dekade yang Hilang' yakni pada sekitar tahun 80-90'an.

Kala itu, terjadi kemandegan ekonomi Jepang ditandai dengan melemahnya nilai pada real estate dan nilai aset nasional.

Berkaca dari kondisi tersebut, Abe tergerak untuk membangun kembali perekonomian Jepang melalui Abenomics. 

Secara bertahap, Abe mulai mencangkan sederet kebijakan moneter seperti pembelian aset-aset swasta yang disebutkan sebelumnya dengan harapan dapat meningkatkan nilai moneter nasional.

Abenomics mulai menampakkan prestasinya terutama pada periode kedua Abe menjabat, yakni sejak 2012 silam.

Berdasarkan laporan dari Federal Reserve Economic Data, pada 2012 terjadi penurunan tingkat pengangguran di Negeri Sakura. Yakni, turun dari 4,0% pada kuartal akhir 2012 menjadi 3,7% pada kuartal pertama 2013.

Selain itu, nilai Yen (JPY) terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) selisih 25% lebih rendah pada kuartal kedua 2013 dari kuartal kedua tahun sebelumnya. 

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI