Sejumlah Pabrik kelapa Sawit Tak Beroperasi, Pemerintah Janji Beri Bantuan

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 07 Juli 2022 | 14:24 WIB
Sejumlah Pabrik kelapa Sawit Tak Beroperasi, Pemerintah Janji Beri Bantuan
Ratusan mobil antre menjual tandan buah segar kelapa sawit di salah satu pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Selasa (27/5/2022) ANTARA/Ferri.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pabrik kelapa sawit saat ini menghentikan operasi mereka lantaran kapasitas tangki yang penuh akibat ekspor komoditas itu sempat dihentikan beberapa saat lalu.

Disampaikan oleh Ketua Gapki Cabang Jambi Tidar Bagaskara, saat ini tangki penyimpanan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sentra perkebunan sawit hampir penuh, akibatnya, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mulai membatasi pembelian Tandan Buah Segar (TBS) milik petani mandiri.

"Sudah ada empat PKS yang menghentikan operasinya karena tangki CPOnya benar-benar sudah penuh. Dari keempat PKS tersebut, satu milik anggota Gapki dan yang tiga PKS bukan anggota Gapki," kata Tidar, Kamis (7/7/2022).

Ia mengatakan, sudah beberapa kali Gapki Jambi menemui unsur Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Evaluasi Izin ACT karena Dugaan Selewengkan Donasi Dana Umat

Usai bertemu dengan pemerintah, Gubernur Jambi menyatakan siap membantu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan seandainya ada kesulitan pada masalah transportasi kapal angkutan. Bahkan, memfasilitasi pajak ekspor dengan kemenkeu.

"Artinya di Provinsi Jambi semuanya mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga TBS dan ekspor CPO kembali lancar, namun semua regulasi di pemerintah pusat," katanya.

Lebih jauh, Ketua Gapki Sumatera Barat Bambang Wiguritno mengatakan tangki-tangki penyimpanan CPO di Sumatera Barat juga hampir penuh, bahkan beberapa minggu yang lalu ada yang sudah penuh sehingga menghentikan operasinya.

"Karena berhenti operasi, maka PKS tersebut tidak membeli TBS petani. Saat itu ada empat PKS yang menghentikan operasinya," ujar dia, dikutip dari Antara.

Menurutnya, PKS yang mempunyai kontrak dengan buyer CPO, tangkinya tidak penuh, masih ada space sekitar 30 persen, tapi tetap mengkhawatirkan karena ekspor masih tersendat.

Baca Juga: Harga TBS Sawit Anjlok, Pemerintah Percepat Ekspor CPO

"Itulah yang mengakibatkan harga TBS belum stabil,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Jambi Agus Rizal mengatakan penuhnya tangki penyimpanan ini karena PKS sulit menjual CPO-nya, kalau pun ada yang membeli, harganya sangat rendah.

"Kondisi ekspor yang belum normal juga memberikan pengaruh terhadap rendahnya harga TBS. PKS semakin sulit menerima TBS petani. Kalaupun diterima, harga TBS petani sangat rendah. Apalagi kondisi tangki penyimpanan CPO sudah penuh," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI