Cabinet Vision South East Asia, Global Timber Asia, Furnisoft Pte Ltd, Jowat SE, dan masih banyak lainnya.
Selain memamerkan dan melakukan demo mesin, selama IFMAC & WOODMAC berlangsung juga akan digelar berbagai seminar yang diadakan bersama dengan asosiasi, pemerintah dan akademika.
Seminar-seminar tersebut bertujuan menjawab persoalan-persoalan yang muncul di industri furnitur Indonesia serta memberikan wawasan terkini mengenai tren industri furnitur dunia kepada pelaku industri furnitur Indonesia.
Menjelang penyelenggaraan pameran, asosiasi-asosiasi terkait industri furnitur menyampaikan dukungannya agar IFMAC WOODMAC dapat terlaksana tahun ini setelah absen dua tahun akibat pandemi.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan pemanfaatan teknologi dapat menjadi solusi dalam bersaing dengan negara lain.
Penggunaan teknologi yang memadai tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi dari industri dalam negeri, tapi juga meningkatkan efisiensi biaya produksi.
“Untuk memenuhi pasar ekspor, pelaku industry Indonesia harus beralih dari pola lama ke penggunaan teknologi canggih. Dan teknologi tidak selalu mahal. Oleh karena itu HIMKI mengajak para pelaku industri furnitur menghadiri IFMAC WOODMAC 2022 sebagai referensi dan motivasi,” ujar Abdul Sobur.
Di tengah hantaman dampak pandemi, sektor industri mebel dan kerajinan nasional masih dapat bertahan dan bahkan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pengaruh positif dari meningkatnya permintaan ekspor khususnya ke Amerika Serikat (AS).
Naiknya permintaan dari AS pengaruh dari adanya kebijakan stimulus fiskal yang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga untuk mendukung pengeluaran masyarakat berkelanjutan untuk semua jenis barang, termasuk barang-barang furnitur dan kerajinan asal impor.
Baca Juga: 5 Ide Penempatan Furnitur Space-Saving di Ruang Tamu Kecil
Adanya kekurangan pasokan mebel dan kerajinan dari China di pasar AS sebagai dampak perang dagang Amerika Serikat–China (China–United States trade war) memaksa AS melakukan shifting order ke negara-negara diluar China al. Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Hal ini tergambar dari naiknya ekspor secara signifikan di tahun 2021 yakni 27,23%.